Diagram Kota Sidoarjo – Semburan lumpur panas yang terjadi di Porong, Sidoarjo pada tahun 2006, bukan hanya meninggalkan bekas luka berupa kerusakan fisik dan ekonomi. Bencana ini juga melahirkan berbagai cerita mistis dan legenda yang menarik untuk ditelusuri.
Masyarakat setempat percaya bahwa semburan lumpur terjadi karena kemarahan Nyai Sireng, penjaga tanah Jawa. Menurut mitos, Nyai Sireng adalah kakak perempuan dari Sri Aji Jaya Baya dan bertugas untuk membendung bencana alam.
Ketika semburan lumpur terjadi, masyarakat percaya bahwa Nyai Sireng marah atas kerusakan alam dan ulah manusia yang serakah. Beberapa orang percaya bahwa keturunan Nyai Sireng mampu menyumbat semburan lumpur.
Kisah lain yang terkait dengan semburan lumpur adalah kisah Marsinah, seorang buruh pabrik yang dibunuh pada tahun 1993 karena memperjuangkan hak pekerja. Konon, arwah Marsinah yang belum sempurna kembali kepada Nya menjadi penyebab kemunculan lumpur Sidoarjo.
Kematian Marsinah yang tragis dan perjuangannya yang heroik telah menjadikannya simbol perlawanan buruh di Indonesia. Kemunculan kembali kisah Marsinah setelah semburan lumpur semakin memperkuat mitos ini.
Selain itu, semburan lumpur juga membawa dampak pada flora dan fauna di sekitarnya. Kemunculan puluhan buaya muara di Sungai Porong menjadi fenomena yang menarik perhatian masyarakat.
Keberadaan buaya-buaya raksasa ini dikaitkan dengan hal mistis. Masyarakat percaya bahwa buaya tersebut adalah penunggu kawasan yang marah.
Mitos-mitos yang beredar di sekitar lumpur Sidoarjo menunjukkan bagaimana masyarakat sering kali mengaitkan peristiwa dengan hal-hal gaib.
Kisah-kisah ini menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya setempat, dan mereka memberikan wawasan tentang bagaimana masyarakat mencoba membuat arti dari peristiwa yang tak terduga dan bencana yang menghancurkan.
Sebagaimana diketahui, peristiwa semburan lumpur terjadi pada 29 Mei 2006, atau 18 tahun lalu, sebuah bencana yang diduga akibat kelalaian manusia terjadi di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).
Semburan lumpur panas yang kini dikenal bencana lumpur lapindo. Bencana ini bermula dari kebocoran sumur pengeboran gas milik PT Lapindo Brantas.
Kejadian ini disebut-sebut sebagai bencana akibat semburan lumpur terbesar di Indonesia. Sebab, setelah 18 tahun berlalu, sumur pengeboran gas masih memuntahkan lumpur panas.
Lumpur lapindo telah menenggelamkan kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian sejumlah kecamatan di Sidoarjo dan memengaruhi aktivitas perekonomian di Jatim.
Banyak warga yang menjadi korban dan harus meninggalkan rumah mereka yang diterjang lumpur. (dk/akha)