“Sesuai usulan warga, pengurus RT membentuk security, sudah bersurat ke pengembang untuk minta pos keamanan. Pengembang tidak merespon, akhirnya warga membuat pos sendiri dan memasang portal untuk menyaring keluar masuknya orang,” papar Tito.
“Ternyata pada saat pemasangan, ditentang oleh pengembang, terjadi dorong mendorong dan perusakan portal,” ungkap Tito.
Tito juga menegaskan, tidak ada provokasi dari pihak lain, yang ada adalah warga sudah tidak percaya dengan pengelolaan dari pengembang.
“Pengembang sudah banyak memberikan janji, tapi tidak terjadi sesuai harapan,” tegas Tito mengakhiri. (dk/nw)