Pemerintah Kembangkan Ekosistem Musik Anak Melalui Pentas KILA Sahabat Dolanan di Surabaya
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 2 jam yang lalu
- comment 0 komentar

KILA Menjadi Ajang Kreativitas dan Kolaborasi Anak-Anak
DIAGRAMKOTA.COM – Balai Pemuda Surabaya, Jumat (3/10), menjadi tempat yang penuh dengan riuh keceriaan anak-anak. Acara ini merupakan bagian dari Pentas Lagu Anak “Sahabat Dolanan”, yang menjadi penutup rangkaian program nasional Kita Cinta Lagu Anak (KILA). Acara ini juga menjadi wujud nyata komitmen pemerintah untuk membangun kembali ekosistem musik anak di Indonesia.
Saifullah Agam, Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan RI, menyampaikan bahwa dulu kita memiliki banyak penyanyi anak dengan lagu-lagu yang menjadi bagian dari keseharian. Namun saat ini, anak-anak lebih sering menyanyikan lagu orang dewasa yang tidak sesuai usia mereka. Melalui KILA, pemerintah ingin menghidupkan ruang ekspresi bagi anak dan membangkitkan kembali ekosistem lagu anak agar kembali hidup di sekolah, rumah, dan lingkungan sehari-hari.
Karya-Karya KILA yang Menghibur dan Mendidik
Pentas ini menampilkan karya-karya pemenang Lomba Cipta Lagu Anak KILA periode 2020–2025, dibawakan dengan penuh semangat oleh siswa dari berbagai sekolah. Beberapa sekolah yang terlibat antara lain SDN Ketintang 1 Surabaya, SD Santo Yoseph Surabaya, SDN Sumur Welut 3 Surabaya, Vision School Surabaya, dan grup band SMAN 4 Sidoarjo. Dengan aransemen segar, penampilan mereka tak hanya menghibur tetapi juga mengajak penonton ikut bernyanyi bersama.
Selain itu, suasana makin hangat saat sepuluh Duta KILA—Theo, Saka, Alisha, Angel, Nikeisha, Shelomita, Mikael, Aiko, Krissan, dan Shabiyya—tampil membawakan lagu-lagu anak modern yang sarat pesan edukasi. Kemeriahan acara semakin lengkap dengan tarian ceria dari Sanggar Laboratorium Remo Surabaya, membuat seluruh ruangan larut dalam kegembiraan khas dunia anak.
Misi Besar Membangun Ekosistem Musik Anak
Bagi Dhenok Bientarno, penasehat kegiatan KILA, acara ini adalah bagian dari misi besar membangun ekosistem musik anak yang sehat. Ia berharap lagu-lagu yang lahir dari KILA bisa diterima oleh anak-anak, remaja, guru, hingga orang tua. “Jadi tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik,” ujarnya.
Banyak orang tua yang hadir pun mengaku terharu. “Senang sekali melihat anak-anak bernyanyi lagu sesuai usia mereka. Ini mengingatkan pada masa kecil ketika lagu anak begitu dekat di telinga,” tutur Nuraini, salah satu orang tua siswa.
Peran Strategis Lagu Anak dalam Pembentukan Karakter
Pemerintah menegaskan bahwa lagu anak memiliki peran penting dalam pembentukan karakter. “Lagu anak bisa menyampaikan pesan tematik yang relevan, seperti anti-bullying atau kebiasaan baik. Sama seperti dulu seni budaya dipakai menyebarkan nilai, lagu anak juga bisa jadi media pembentukan karakter generasi,” papar Saifullah Agam.
Selain panggung pentas, karya-karya KILA juga sudah tersedia dalam bentuk digital di berbagai platform musik, sehingga dapat dijangkau lebih luas oleh masyarakat.
Tantangan dan Target Ke Depan
Sejak diluncurkan pada 2020, KILA telah melahirkan puluhan lagu anak baru. Rangkaian kegiatan tahun ini ditutup dengan pentas Sahabat Dolanan di Surabaya. Namun pemerintah berjanji tahun depan program ini akan digelar lebih masif.
“Di 2025 kami mulai agak terlambat, jadi ngos-ngosan. Tahun depan targetnya lebih kencang dan masif agar semua orang semakin aware tentang pentingnya program yang berpihak pada anak, termasuk KILA,” ungkap Saifullah.
Dengan dukungan pemerintah, guru, orang tua, dan anak-anak, KILA diharapkan menjadi motor kebangkitan musik anak Indonesia—membangun kembali ekosistem lagu anak yang sehat, mendidik, sekaligus penuh keceriaan.
Saat ini belum ada komentar