Malam Kudus: Lagu Natal Menyambut Yesus dan Damai, Dinyanyikan Malam Natal
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 6 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Malam sebelum Hari Raya Natal merupakan hari yang penting bagi umat Kristiani sedunia. Karena pada malam ini, umat Kristiani dapat mempersiapkan diri untuk menyambut Yesus Kristus.
Karena agama ini telah menyebar secara luas dan memiliki banyak pengikut dari berbagai latar belakang, terjadi penyesuaian antara agama tersebut dengan budaya setempat.
Kemudian, terjadi pula penyebaran perubahan yang terjadi dari satu wilayah ke wilayah lain. Termasuk lagu yang diubah menjadi bahasa daerah.
Lagu “Malam Kudus” yang ikonik dan khas dengan Hari Raya Natal ini adalah lagu wajib untuk dinyanyikan pada malam sebelum hari perayaan tersebut. Dan tentunya ada cerita dibalik lagu tersebut.
Sejarah lagu “Malam Kudus”
Dikutip dari Smithsonian, lagu ini telah ada sejak dua abad yang lalu, yaitu setelah berakhirnya perang-perang Napoleon.
Pada masa itu, masyarakat menghadapi berbagai macam kesulitan, seperti kebakaran, banjir, dan gagal panen – tetapi setidaknya perang telah berakhir.
Pada tahun 1816, seorang pendeta bernama Josef Mohr dari Oberndorf, sebuah desa di Salzburg (kini Austria), mengarang sebuah puisi berjudul “Stille Nacht” sebagai pengingat akan kedatangan damai.
Namun, puisi ini baru dijadikan lagu dua tahun kemudian oleh Franz Xaver Gruber, kepala sekolah sekaligus pemain organ di Arnsdorf (kini Lamprechtshausen).
Dikutip dari Southern Nazarene University, pada masa itu alat musik organ gereja rusak dan hanya bisa diperbaiki setelah Hari Natal.
Oleh karena itu, kelompok teater keliling tidak mampu menggelar pertunjukan drama Natal mereka di gedung yang disewa.
Namun, Pastor Joseph memutuskan untuk mengadakan sesuatu agar jemaat tidak langsung pulang setelah ibadah.
Dilansir dari WRTI, pada Malam Natal tahun 1818, puisi ini pertama kali dimusikalisasi dan dipertunjukkan sebagai lagu berjudul “Stille Nacht, Heilige Nacht”.
Pastor Joseph memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu tersebut dengan Franz setelah misa selesai.
Mereka baru memainkan lagu ini karena pada masa itu Gereja Katolik tidak mengizinkan penggunaan gitar dalam musik ibadah.
Dikisahkan, tukang reparasi organ bernama Karl Mauracher yang bekerja di gereja tersebut mengambil salinan lagu tersebut ke desa asalnya.
Kemudian lagu itu secara perlahan menyebar dari rumah ke rumah, hingga sampai kepada para penyanyi keliling yang tampil di Eropa utara.
Pada tahun 1834, Keluarga Strasser juga mempertunjukkan lagu ini di hadapan Raja Prussia. Keluarga Rainer, pada tahun 1839, pertama kali menyanyikan lagu ini di Amerika Serikat di luar Gereja Trinitas Kota New York.
Seiring berlalunya masa, nama Pastor Joseph Mohr semakin terlupakan meskipun Franz masih diingat sebagai komposer aslinya.
Ini terjadi karena naskah asli hilang, dan banyak orang sering mengira pencipta lagu ini adalah musisi terkenal pada masa itu.
Pada tahun 1995, naskah asli yang ditulis tangan oleh Pastor Joseph ditemukan. Lagu ini juga mengalami perkembangan dan penyesuaian, serta diterjemahkan ke hampir 300 bahasa dengan variasi pengaturan musik yang berbeda.
Pada tahun 1859, seorang pendeta dari Gereja Episkopal bernama John Freeman Young, yang bekerja di Gereja Trinitas New York, menulis dan menerbitkan terjemahan lagu ini ke dalam Bahasa Inggris.
Lirik Lagu Malam Kudus, Terjemahan ke Bahasa Indonesia
Puji Syukur no. 452
Malam kudus, sunyi senyap; dunia terlelap.
Hanya dua berjaga terus ayah bunda mesra dan kudus;
Anak sedang tidur dengan tenang. Anak sedang tidur dengan tenang.
Malam kudus, sunyi senyap. Gloria menggegap;
bala surga menyanyikannya, dan gembala menyaksikannya:
“Lahir Sang Penebus. Lahir Sang Penebus!”
Malam yang suci, sunyi dan damai. Berkat dan anugerah
tercermin bagi kami terus di wajah-Mu, ya Anak Kudus,
Cinta kasih kekal. Cinta kasih kekal.





Saat ini belum ada komentar