DIAGRAMKOTA.COM – Upaya memperkuat budaya kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah terus digalakkan di Jawa Timur. Hal ini menjadi perhatian khusus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, yang mendorong agar program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga masuk ke dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Dorongan tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi E DPRD Jatim, Rasiyo, saat menjadi pemateri dalam kegiatan Training of Facilitator (ToF) SPAB 2025 yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim.
“Kami berharap materi SPAB bisa dimasukkan dalam MPLS di setiap sekolah di Jawa Timur. Kesiapsiagaan bencana harus menjadi bagian dari proses pembelajaran sejak awal anak-anak masuk sekolah,” ujar Rasiyo, Jumat .(11/07/25)
Antisipasi Risiko Bencana Sejak Dini
Menurut Rasiyo, memperkenalkan literasi bencana kepada peserta didik sejak dini merupakan langkah strategis untuk membangun budaya aman. Apalagi, Jawa Timur merupakan wilayah dengan tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi.
Data dari Seknas SPAB mencatat, saat ini terdapat 68.326 satuan pendidikan di Jawa Timur, dan sekitar 32.832 sekolah di antaranya berada di kawasan rawan bencana sedang hingga tinggi.
“Ini bukan sekadar edukasi biasa, tetapi investasi keselamatan untuk masa depan. Anak-anak harus tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana,” tambah Rasiyo.
Usulan Surat Resmi ke Dinas Pendidikan
Agar program ini dapat berjalan secara sistematis, DPRD Jatim juga mendorong BPBD Jatim untuk segera menyurati Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Tujuannya adalah agar kegiatan SPAB dapat menjadi bagian dari kurikulum pengenalan awal bagi siswa baru.
“Teknisnya, BPBD bisa mengirim surat resmi kepada Kepala Dinas Pendidikan Jatim agar SPAB masuk ke dalam agenda MPLS di sekolah-sekolah,” jelas Rasiyo.
Empat Hari Pelatihan SPAB
Kegiatan ToF SPAB 2025 berlangsung selama empat hari, mulai 9 hingga 12 Juli 2025. Pelatihan ini diikuti oleh guru-guru dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari KB-TK, SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/MA se-Jawa Timur. ToF SPAB ini merupakan lanjutan dari Training of Trainer (ToT) SPAB yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya.
Melalui pelatihan ini, para guru diharapkan bisa menjadi fasilitator yang mampu menyampaikan pengetahuan kebencanaan secara efektif di lingkungan sekolah masing-masing.
Komitmen Bangun Sekolah Aman
DPRD Jatim berkomitmen terus mendukung program sekolah aman bencana ini agar tidak sekadar seremonial, melainkan benar-benar terimplementasi di seluruh satuan pendidikan.
“Anak-anak adalah generasi penerus. Mereka harus kita bekali dengan kesiapsiagaan, agar siap menghadapi bencana dan bisa meminimalkan risiko,” pungkas Rasiyo.(Dk/yud)