DIAGRAMKOTA.COM – Program Sekolah Rakyat akan segera diluncurkan serentak pada Juli 2025 di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Timur. Menyambut pelaksanaan program ini, Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Hari Yulianto, menegaskan pentingnya memastikan program ini tepat sasaran dan benar-benar menyasar masyarakat yang tidak mampu.
Menurut Hari Yulianto, yang akrab disapa Keceng, Sekolah Rakyat harus difokuskan untuk kelompok masyarakat termiskin, terutama bagi anak-anak yang putus sekolah dan tidak tercatat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
“Fokus utama dari Sekolah Rakyat adalah kelompok paling miskin dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), terutama mereka yang putus sekolah dan belum tercatat di Dapodik. Jangan sampai salah sasaran,” ujar Hari Yulianto, Jumat (11/7/2025).
Komitmen DPRD Jatim Mengawal Program
Politisi PDI Perjuangan asal Sidoarjo ini menyatakan pihaknya akan mengawal penuh pelaksanaan program Sekolah Rakyat agar tidak terjadi penyimpangan dalam implementasinya.
“Kami akan memastikan agar pelaksanaan Sekolah Rakyat benar-benar sesuai peruntukan. Ini program yang sangat baik, tapi kalau pelaksanaannya asal-asalan, justru bisa jadi masalah baru,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa Sekolah Rakyat harus menjadi solusi nyata bagi anak-anak jalanan dan kelompok yang belum tersentuh pendidikan formal.
“Sekolah Rakyat harus menampung anak-anak yang hidup di jalanan atau yang belum terjangkau sistem pendidikan formal. Ini perlu dicermati semua pihak agar jangan sampai salah dalam pelaksanaannya,” lanjutnya.
Program Nasional dengan Jangkauan Luas
Program Sekolah Rakyat adalah bagian dari program pendidikan nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pada tahap pertama ini, Sekolah Rakyat akan menampung 395 rombongan belajar (rombel) untuk jenjang SD, SMP, dan SMA di 100 titik lokasi yang tersebar di 29 provinsi.
Pulau Jawa menjadi wilayah dengan lokasi terbanyak, yaitu 48 lokasi, disusul Sumatra (22), Sulawesi (15), Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Maluku (masing-masing 4 lokasi), serta Papua (3 titik). Total kapasitas peserta didik pada tahap awal ini mencapai 9.755 siswa.
Pentingnya Pembentukan Karakter dan Keterampilan
Hari Yulianto juga mengingatkan bahwa Sekolah Rakyat tidak sekadar menampung siswa, tetapi harus menjadi lembaga pendidikan yang membentuk karakter serta membekali peserta didik dengan keterampilan yang relevan dengan tantangan masa depan.
> “Pendidikan di Sekolah Rakyat harus membentuk karakter, memberi wawasan kebangsaan, dan keterampilan hidup. Ini adalah investasi masa depan bangsa yang harus dijalankan sesuai visi dan misi Prabowo,” tegas Hari, yang saat ini juga menjabat sebagai Plt Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sidoarjo.
Ia menutup pernyataannya dengan mengajak semua pihak, baik pusat maupun daerah, untuk terlibat aktif dalam menyukseskan Sekolah Rakyat agar benar-benar menjadi solusi pendidikan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.(Dk/yud)