DIAGRAMKOTA.COM – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, toko sarung di pusat Kota Sidoarjo mengalami lonjakan pembeli. Permintaan meningkat pesat dalam sepekan terakhir Ramadan, baik untuk keperluan pribadi maupun sebagai hadiah.
Pemilik toko sarung, Umar Lahji, mengungkapkan bahwa momen ini selalu menjadi puncak penjualan setiap tahunnya.
“Alhamdulillah, mendekati Lebaran, penjualan meningkat drastis. Banyak orang yang membeli, baik untuk digunakan sendiri maupun diberikan sebagai hadiah,” ujar Umar, Kamis (27/3/2025) malam.
Menurutnya, tingginya permintaan sarung menjelang Lebaran tidak lepas dari tradisi umat Muslim. Selain sebagai busana ibadah, sarung juga menjadi simbol penghormatan dan kasih sayang dalam keluarga.
“Ramadan dan Lebaran adalah waktu yang pas untuk berbagi. Banyak orang tua menghadiahkan sarung kepada anak-anaknya, atau sebaliknya, sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua, saudara, maupun kolega. Biasanya mereka memilih yang berkualitas terbaik,” jelasnya.
Umar menjelaskan bahwa di hari-hari biasa, pembeli sarung didominasi oleh santri dan lulusan pesantren. Namun, menjelang Lebaran, hampir semua kalangan memburu sarung, terutama karena munculnya motif-motif baru dari berbagai merek ternama.
Di toko ini, ada tiga jenis sarung yang paling laris di pasaran yakni. Sarung Tenun Tangan Dibuat secara tradisional dengan proses manual, memberikan kesan mewah dan eksklusif. Harga berkisar Rp800 ribu hingga Rp4 juta per item.
Sarung Tenun Mesin Ditenun dengan mesin, memiliki motif lebih variatif dan harga lebih terjangkau, yakni antara Rp500 ribu hingga Rp800 ribu per item.
Sarung Printing Dibanderol mulai Rp70 ribu hingga Rp150 ribu per item, menjadi pilihan favorit karena harganya yang ekonomis dan motifnya yang beragam. Tahun ini, permintaan sarung printing meningkat tajam, meskipun stok dari produsen terbatas.
Lonjakan pembeli ini membuat omset penjualan meningkat signifikan. Dalam sehari, toko Umar bisa menjual ratusan sarung dengan pendapatan mencapai ratusan juta rupiah.
“Alhamdulillah, Ramadan membawa berkah. Omset harian kami bisa menembus ratusan juta rupiah,” ungkapnya.
Umar juga berbagi tips dalam memilih sarung yang nyaman dan berkualitas. Menurutnya, bahan kain menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan.
“Pilih bahan yang sesuai untuk aktivitas sehari-hari. Sarung berbahan katun, rayon, atau sutra lebih nyaman karena memiliki sirkulasi udara yang baik dan mampu menyerap keringat. Selain itu, bahan linen juga bisa menjadi pilihan karena lembut dan tetap suci untuk digunakan dalam ibadah,” paparnya.
Ia berharap sarung tetap menjadi bagian dari tradisi umat Muslim dan industri sarung di Indonesia semakin berkembang dengan kualitas serta desain yang lebih inovatif.
“Semoga ke depan perekonomian Indonesia semakin membaik, sehingga berdampak positif bagi para pedagang dan industri sarung secara keseluruhan,” harapnya.
Salah satu pembeli, Irawan (34), mengaku membeli sarung sebagai hadiah Lebaran untuk keluarga dan teman-temannya.
“Kalau beli banyak, harganya jadi lebih terjangkau. Kualitasnya juga bagus, makanya saya pilih sarung printing,” tuturnya.
Di tengah tradisi berbagi saat Lebaran, sarung tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat. Tak hanya sebagai perlengkapan ibadah, tetapi juga sebagai simbol kehangatan dan kebersamaan.(Dk/di)