DIAGRAMKOTA.COM – Angin puting beliung melanda Desa Panggreh, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, pada Minggu (9/2/2025) sekitar pukul 14.30 WIB. Peristiwa ini mengakibatkan kerusakan pada beberapa bangunan, termasuk fasilitas umum dan rumah warga.
Salah satu dampak terparah terjadi pada sebuah mushola di desa tersebut. Kanopi mushola terhempas akibat kuatnya terpaan angin hingga mencapai SDN 1 Panggreh, yang berjarak beberapa meter dari lokasi awal. Selain itu, satu rumah warga juga mengalami kerusakan akibat angin kencang.
Nur Asia, salah seorang warga Desa Panggreh, menyampaikan bahwa meskipun bencana ini menyebabkan kerusakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. “Alhamdulillah, meski diterjang angin puting beliung, tidak ada korban jiwa,” ujarnya dengan rasa syukur.
Menurut kesaksian warga, angin kencang datang secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat, tetapi cukup kuat untuk menerbangkan atap bangunan dan merusak beberapa rumah. Warga yang berada di sekitar lokasi segera mencari tempat berlindung demi menghindari bahaya.
Tak lama setelah kejadian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo langsung turun ke lokasi untuk melakukan pendataan dan membantu warga membersihkan puing-puing bangunan yang berserakan. Warga pun bergotong royong membersihkan serpihan kanopi mushola yang terhempas dan menutupi jalan utama desa.
Kepala BPBD Sidoarjo, Mustain Baladan, mengungkapkan bahwa bencana angin puting beliung ini tidak hanya terjadi di Desa Panggreh. “Di kawasan wilayah porong juga terkena puting beliung menerjang, dan kita akan memberikan bantuan berupa barang untuk meringankan warga yang tertimpa bencana ini. Tim saya sudah siap mendata keperluan apa saja yang akan diberikan,” ujarnya.
Selain bantuan berupa material bangunan, BPBD juga menyalurkan family kit kepada warga terdampak. Paket bantuan ini berisi kebutuhan dasar seperti perlengkapan mandi, selimut, pakaian, serta peralatan sehari-hari untuk membantu korban dalam menghadapi situasi darurat pascabencana.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda menjelaskan bahwa angin puting beliung terbentuk akibat aktivitas awan cumulonimbus (Cb) yang berkembang pesat, terutama pada musim hujan. BMKG mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama jika melihat tanda-tanda seperti awan gelap dan angin berputar.
Masyarakat diharapkan selalu waspada dan siap menghadapi potensi bencana serupa. Pemerintah daerah bersama tim tanggap darurat akan terus memantau situasi dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak, guna memastikan pemulihan berjalan dengan cepat dan efektif.(Di)