Julius Setiawan, Pengrajin Warisan Budaya Barongsai di Sidoarjo

DAERAH600 Dilihat

DIAGRAMKOTA – Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili semakin dekat, dan di Kabupaten Sidoarjo, semangat perayaan sudah terasa.

Salah satu bukti nyata adalah kesibukan Julius Setiawan, seorang pengrajin barongsai generasi kedua yang tengah mengerjakan belasan pesanan barongsai dan naga liong.

Di rumahnya yang sekaligus menjadi bengkel pembuatan barongsai di Perum Shoji Land, Desa Karangtanjung, Kecamatan Candi, Julius tampak tekun merakit barongsai.

Keterampilannya dalam membuat barongsai dan naga liong didapat dari orang tuanya, dan kini ia meneruskan tradisi tersebut dengan penuh semangat.

Tahun ini, Julius menerima pesanan lebih banyak dibandingkan tahun lalu, meskipun peningkatannya tidak terlalu signifikan.

“Meningkat antara lima sampai enam pesanan setiap tahunnya,” ujar Julius. Ia menjelaskan bahwa pesanan mulai kembali normal setelah pandemi mereda.

Julius juga mengungkapkan bahwa barongsai kini telah resmi menjadi cabang olahraga yang masuk dalam Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), bahkan dipertandingkan saat Pekan Olahraga Nasional (PON).

Hal ini semakin memotivasi Julius Setiawan  untuk terus berkarya dan mengembangkan seni barongsai.

“Pesanan datang dari Jawa Timur saja, dari yang kenal-kenal. Nanti rencana ke depan akan memasarkan melalui market place,” kata Julius optimis.

Untuk orderan barongsai tahun ini, tidak ada motif khusus yang dipesan. Melainkan, pemesan memilih request warna yang cerah.

Selain itu, harga yang dibanderol pun relatif terjangkau, untuk satu set barongsai dia membanderol dengan harga Rp 4 juta sampai Rp 7 juta.

“Kalau untuk liang liong dibanderol dengan harga Rp 8 juta sampai Rp 12 juta. Kalau untuk saat ini kesulitan bahan baku di Indonesia dari rotannya. Ada bahan yang impor juga dari Vietnam, biasanya Styrofoam,” jelasnya.

Julius menjelaskan, kerumitan dalam membuat barongsai yakni membuat rangka. Ada beberapa material yang memang harus didapatkan dengan impor, di antaranya, mata, jidat, hidung dan bulu.

Julius, satu-satunya pengrajin barongsai di Sidoarjo, berharap dapat terus berkarya dan melestarikan seni barongsai. Ia juga ingin agar barongsai semakin dikenal dan digemari oleh masyarakat luas.

Dengan semangat dan dedikasi, Julius tidak hanya meneruskan warisan leluhur, tetapi juga membuka peluang baru untuk mengembangkan seni barongsai di masa depan. (dk/akha)

Share and Enjoy !