Irigasi Ditutup Pengembang, Potensi Banjir Menghantui Warga Jumputrejo Sidoarjo

DAERAH2068 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Penutupan saluran irigasi oleh pengembang perumahan di Dusun Keling, Desa Jumputrejo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga. Pengembang PT. Fast Kahuripan yang membangun Perumahan Taman Sukodono Village, menutup saluran air yang penting bagi aliran irigasi dan menggantinya dengan taman, urugan tanah, serta pagar. Langkah ini dianggap oleh warga sebagai ancaman serius karena dapat memicu banjir saat musim hujan tiba.

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Jumputrejo, Joni SE, menyampaikan bahwa keluhan warga terus berdatangan terkait masalah ini. “Kami sudah melakukan tinjauan lapangan dan memang benar bahwa irigasi tersebut sudah ditutup oleh pengembang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan warga, terutama karena musim hujan akan segera tiba,” ujarnya.

BPD dan pemerintahan desa sudah melakukan rapat dengan pihak pengembang pada 18 September 2024. Dalam pertemuan tersebut, pengembang berjanji akan memulihkan fungsi irigasi dalam waktu tiga bulan. Namun, BPD mendesak agar pengembang mempercepat proses tersebut untuk menghindari bencana banjir.

“Kami mendesak agar pengembang menyelesaikan persoalan ini secepatnya, karena jika menunggu hingga musim hujan datang, dikhawatirkan akan terjadi banjir yang merugikan warga,” tambah Joni.

Dinas Perumahan, Permukiman, dan Cipta Karya Kabupaten Sidoarjo juga telah terlibat dalam upaya penyelesaian masalah ini. Kabid Perumahan, Sutejo, menegaskan bahwa pemulihan fungsi irigasi harus segera dilakukan untuk mencegah dampak lingkungan yang berbahaya. “Pengembang sudah kami ingatkan untuk segera mengatasi masalah ini. Saluran irigasi harus dikembalikan fungsinya sebelum musim hujan datang,” tegasnya.

Warga Desa Jumputrejo sangat berharap agar pengembang dan pemerintah segera mengambil tindakan konkret untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka khawatir jika solusi cepat tidak dilakukan, banjir dapat merusak lahan pertanian dan rumah-rumah mereka.

Hingga kini, PT. Fast Kahuripan belum memberikan pernyataan resmi terkait langkah-langkah yang akan mereka ambil untuk menanggapi protes warga terkait irigasi yang tertutup. (dk/yud)