DIAGRAMKOTA.COM – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengumumkan bahwa Pemerintah Kota Surabaya sedang berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) untuk mengembangkan komputer tablet khusus. Tablet ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi kerja para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, mulai dari kepala dinas hingga lurah.
“Kita telah melakukan banyak hal bersama ITS, salah satunya adalah pengembangan tablet. Tujuannya agar camat, lurah, dan kepala dinas bisa bekerja tanpa kertas menggunakan tablet khusus tersebut,” jelas Eri pada Senin (08/07/2024).
Menurutnya, komputer tablet tersebut dirancang hanya untuk aplikasi perkantoran dan tidak bisa di-install oleh aplikasi lain.
“Tablet itu bisa dikunci, jadi kalau mau di-install aplikasi lain tidak bisa. Digunakan main game juga tidak,” tambahnya.
Pihak ITS pun menjelaskan bahwa inovasi tersebut bisa dilakukan uji coba tahun ini. Sehingga pada tahun 2025 bisa diproduksi massal dan digunakan untuk menunjang pekerjaan pejabat Pemkot Surabaya.
Langkah ini mendapat apresiasi dari Wakil Ketua DPRD Surabaya, A. Hermas Thony. Politisi Partai Gerindra ini menekankan bahwa universitas memang memiliki peran dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, yang bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa.
Namun, ia mengingatkan bahwa universitas saat ini belum memiliki otoritas sebagai lembaga produksi barang. “Hasil penelitian kampus dipahami oleh berbagai kalangan, termasuk dewan, sebagai produk eksperimen dari pengembangan penelitian dan ilmu pengetahuan,” ujar AH. Thony pada Senin (8/7/2024).
Thony menyarankan bahwa jika Pemkot ingin mengadopsi hasil riset yang sudah bagus dari kampus, perlu ada kajian regulasi terlebih dahulu untuk memastikan manfaat yang lebih luas dan bukan hanya untuk kepentingan Pemkot.
“Kalau pun boleh, jangan langsung diadopsi. Pemkot sebagai dirijen kota harus memikirkan distribusi peran dan efek positif multiplikatifnya ketika mengadopsi hasil riset tersebut,” tambahnya.
Thony juga menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam proses produksi tablet ini, baik dalam pembuatan, lisensi, maupun distribusi produk. Langkah ini akan membantu mengurangi pengangguran, membangun kebersamaan, dan meningkatkan budaya juang masyarakat, serta mendorong mereka untuk berkompetisi maju ke depan.
Selain itu, Thony mengingatkan agar tidak menjadikan pejabat dan pelayanan masyarakat sebagai objek eksperimen, karena hal ini sangat berbahaya. Ia juga mempertanyakan keamanan software yang dikembangkan oleh ITS.
“Apakah ada jaminan bahwa software yang dibuat oleh ITS aman dan tidak bisa dibajak? Misalnya, jika tanda tangan Pak Lurah dibobol untuk penerbitan surat tanah yang seharusnya tidak bisa diajukan, bisa membuat Surabaya geger,” jelasnya.
Thony menekankan pentingnya belajar dari banyak kasus kebobolan data, termasuk yang terjadi di bank dan kementerian baru-baru ini, yang sangat memalukan. (dk/nw)