*Oleh: Hari Agung
“Yo mbok eling, dalan uripmu iku ditanggung negoro teko pajek. Dalan uripku? Durung tentu, tak tanggung dewe,” Soleh, sang pemburu koin.
DIAGRAMKOTA.COM – Fenomena aplikasi Koin Jagat, di mana pengguna berburu koin virtual di dunia nyata untuk ditukar dengan uang atau hadiah, tengah menjadi tren baru di masyarakat. Aplikasi koin jagat ini memanfaatkan teknologi augmented reality (AR) untuk menciptakan pengalaman gamifikasi, yang di satu sisi terlihat inovatif dan menghibur.
Ketika penulis bertemu seorang pengguna aplikasi koin Jagat di Taman Bungkul bernama Soleh, dan mengajaknya ngobrol. Dirinya menyampaikan, bahwa apa yang dilakukan bukan semata-mata dirinya tidak ada aktivitas. Akan tetapi, peluang kerja yang semakin susah, sehingga menjadi pengangguran bukan pilihannya.
“Selain menganggur, aktivitas saya daripada melamun mikir sing enggak-enggak. Timbang kriminal, nek aku kerjo yo lapo repot-repot,” ungkapnya.
Selanjutnya, ketika penulis menyampaikan bahwa pemburu koin jagat dianggap merusak taman kota,”yo gak kabeh koyok ngunu. Ojok di gebyah uyah (ya tidak semua sepeti itu. Jangan digeneralisir). Yo mbok eling, dalan uripmu iku ditanggung negoro teko pajek (ingat, jalan hidupmu ditanggung negara melalui pajak). Dalan uripku? Durung tentu, tak tanggung dewe (nah jalan hidupku? belum tentu, saya tanggung sendiri),” imbuh Soleh dengan nada kesal bahasa khas arek Suroboyo.
Namun, di sisi lain, fenomena aplikasi koin jagat ini menyimpan ironi mendalam. Ia menjadi refleksi nyata dari kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang membuat banyak orang rela meluangkan waktu dan tenaga demi koin virtual bernilai kecil.
Antara Inovasi dan Realitas Sosial
Secara teknologi, aplikasi Koin Jagat adalah inovasi menarik. Menggabungkan dunia digital dengan aktivitas fisik di luar ruangan, aplikasi ini mengajak pengguna berburu koin di berbagai lokasi, layaknya permainan AR populer seperti *Pokémon GO*.