“Mas Eri itu sebenarnya orang yang religius, paham hal-hal seperti itu. Jadi, ketidakhadirannya pasti ada alasan khusus yang terkait dengan hubungan Walikota dan NU,” jelasnya.
Surokim juga mengakui bahwa Walikota memiliki jadwal yang padat, tetapi acara-acara NU seharusnya menjadi prioritas. “Masak sih, dalam setahun tidak bisa hadir sekali atau dua kali. Iya kan,” ujarnya.
Sebagai pengamat, Surokim menilai ketidakhadiran Walikota di acara-acara NU sangat tidak wajar. “Kalau kita lihat, ini tidak lazim karena acara NU itu penting untuk tidak dilewatkan oleh pejabat publik,” katanya.
Surokim memperingatkan Walikota agar segera memperbaiki hubungan dengan NU. Ia menekankan bahwa ketidakharmonisan ini tidak boleh diketahui publik secara luas karena bisa menimbulkan ketersinggungan yang berpengaruh terhadap elektabilitas.
“Kalau publik (Nahdliyin) tersinggung, akan berpengaruh terhadap elektabilitas,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Surokim berharap Walikota segera bersilaturahmi dengan PCNU Kota Surabaya.