Kenaikan Kasus DBD di Surabaya, Komisi D Gercep Panggil Dinas Kesehatan

LEGISLATIF1732 Dilihat

Diagram Kota SurabayaKomisi D DPRD Surabaya memanggil Dinas Kesehatan dalam rapat koordinasi terkait peningkatan kasus demam berdarah, flu Singapura, ISPA, dan penyakit gondongan di Kota Surabaya.

Menurut Sekretaris Komisi D DPRD Surabaya, Dr. Akmarawita Kadir, kasus demam berdarah mengalami peningkatan 29 persen di akhir bulan April, namun belum mencapai status KLB (Kejadian Luar Biasa).

Lebih lanjut, Dr. Akmarawita menjelaskan bahwa meskipun terjadi peningkatan, angka kematian akibat DBD masih tetap 0 persen. Namun, dibandingkan dengan kota-kota lain seperti Jember dan Probolinggo, situasi di Surabaya masih dianggap berada dalam status yang aman.

Dalam upaya pencegahan, Dr. Akmarawita menegaskan bahwa program pencegahan DBD sudah merata hingga ke tingkat Puskesmas, melibatkan masyarakat, Kader Surabaya Hebat (KSH), dan Bumantik. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga prosedur pencegahan hingga ke tingkat terendah.

Legislator Fraksi Golkar DPRD Surabaya ini juga menyoroti pentingnya kerja sama antara masyarakat, KSH, dan Bumantik dalam menjaga kebersihan lingkungan. Terkait program fogging dan 3M plus, Dr. Akmarawita menekankan perlunya kelanjutan dan pemeliharaan yang baik.

Dalam hal ini, fokus utama adalah 10 kecamatan dan kelurahan dengan kasus DBD tertinggi, seperti Tandes, Sawahan, Benowo, Rungkut, dan lainnya. Komisi D DPRD Surabaya akan meminta puskesmas untuk terus berkoordinasi dengan Bumantik dan KSH.

Share and Enjoy !