Diagram Kota Manado – Bandara Sam Ratulangi Manado, Provinsi Sulawesi Utara, mengalami penutupan sementara operasional yang diperpanjang hingga hari ini, Jumat pukul 18.00 Wita.
Humas Bandara Sam Ratulangi, Yanti Pramono, menyatakan bahwa keputusan perpanjangan penutupan tersebut didasarkan pada nota NOTAM A1010/24 NOTAMR A1009/24.
“Penutupan sementara operasional Bandara Sam Ratulangi kembali diperpanjang hari ini, Jumat (19/4) mulai pukul 06.15 sampai pukul 18.00 Wita,” ujar Yanti Pramono saat dikonfirmasi diagramkota.com, Jumat (19/4/2024).
Penutupan bandara dilakukan sebagai respons terhadap erupsi Gunung Ruang di Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulut. Dampak abu vulkanik dari erupsi tersebut telah dirasakan di Kota Manado, menyebabkan gangguan pada penerbangan dan meningkatkan risiko keselamatan.
Yanti Pramono menekankan pentingnya pemantauan situasi dan koordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan informasi terbaru kepada penumpang. Dia juga meminta pengertian dari para penumpang atas kondisi ini yang merupakan kejadian alam.
“Kami akan terus mengupdate informasi terbaru, sambil terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Bagi para penumpang dimohon pengertiannya, karena ini merupakan kejadian alam yang tidak bisa dihindari,” kata Yanti.
Ribuan penumpang terpaksa menunda keberangkatan melalui Bandara Sam Ratulangi Manado akibat dampak semburan abu vulkanik Gunung Ruang, Kecamatan Tagulandang, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
“Ada sebanyak 47 rute penerbangan yang berdampak sampai hari kedua ini, sehingga ada sebanyak 6.165 penumpang yang harus menunda kembali keberangkatannya,” katanya.
Untuk para penumpang yang terdampak diimbau segera melakukan reschedule ataupun refund di customer services di lobi keberangkatan.
“Saya berharap penumpang untuk bersabar dalam situasi ini, karena untuk keselamatan penerbangan dan kami juga akan memberitahukan setiap ada perkembangan terbaru,” katanya pula.
Erupsi Gunung Ruang pada Rabu, 17 April 2024, menyebabkan lontaran abu vulkanik setinggi tiga kilometer dan awan panas mencapai 1,7 kilometer ke arah pantai Pulau Ruang.
Evakuasi penduduk di Kampung Limpatehe dan Kampung Pumpente, Pulau Ruang dilakukan untuk menjaga keselamatan mereka dari bahaya erupsi dan awan panas.
Situasi ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana alam dan kerjasama antarinstansi dalam penanganan darurat. Semoga kondisi segera membaik dan semua pihak tetap waspada terhadap perkembangan selanjutnya. (dk/akha)