Sumedang Paling Maju dalam Ekosistem Rebana di Jawa Barat
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 17 jam yang lalu
- comment 0 komentar

DIAGRAMKOTA.COM – Sumedang dianggap sebagai kabupaten yang berkembang paling cepat dan inovatif di antara tujuh wilayah dalam ekosistem Rebana di Jawa Barat.
Rebana menjadi jalur ekonomi yang penting bagi Jawa Barat. Wilayah ini meliputi tujuh kabupaten/kota, yaitu Kota dan Kabupaten Cirebon, Subang, Indramayu, Majalengka, Kuningan, dan Sumedang.
“Dipimpin oleh Bupati Dony Ahmad Munir, Sumedang muncul sebagai kabupaten yang tidak hanya siap menerima investasi, tetapi juga telah membangun fondasi infrastruktur digital yang kuat,” kata Deputy CEO BP Rebana, Budhiana Kartawijaya, setelah menjadi moderator sesi “CEO Talk dalam West Java Investment Summit (WJIS)”, Jumat, 14 November 2025 lalu.
WJIS adalah ajang ekonomi tahunan yang ke-7 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir terpilih sebagai salah satu pembicara dalam acara “CEO Talks for West Java New Economic Corridor ‘How West Java Wins: Leveraging Trade, Technology, and Talent for Global Success'”.
Bupati Dony menyampaikan komitmen Sumedang yang bersifat terbuka dan penuh antusias terhadap para investor. Sumedang juga telah menyiapkan peraturan daerah yang memberikan kemudahan dalam berinvestasi serta memberikan insentif.
Berdasarkan pendapat Budhiana, mantan Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat, Sumedang memiliki enam pintu keluar sepanjang Tol Cisumdawu, fasilitas khusus yang tidak dimiliki oleh wilayah lain. “Ini membuat Sumedang hanya membutuhkan beberapa menit untuk mencapai Bandung di sebelah barat dan Bandara Kertajati di sebelah timur,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, Sumedang memiliki lingkungan pendidikan yang baik. Kecamatan Jatinangor menjadi pusat ilmu pengetahuan, dengan universitas terkemuka berada di sana.
Perguruan tinggi top
Di pusat kota Sumedang, terdapat sebuah perguruan tinggi. Bahkan saat ini, beberapa perguruan tinggi bekerja sama dengan Pemkab Sumedang dalam membuka cabang kampus. “Perguruan tinggi yang menghasilkan bakat muda untuk sektor manufaktur, digital, dan jasa,” ujar Budhiana.
Budhiana menambahkan, dalam sektor infrastruktur air, Sumedang semakin kuat dengan hadirnya beberapa bendungan seperti Bendungan Jatigede, Cipanas di Ujungjaya, serta Sadawarna di Surian.
“Bendungan Jatigede merupakan salah satu bendungan terbesar di Indonesia, yang berperan sebagai sumber air baku, pariwisata, dan energi,” ujarnya.
Menurutnya, Sumedang memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata. Seperti pemandangan Bendungan Jatigede yang menarik, daerah pegunungan yang indah, masakan khas seperti tahu Sumedang yang terkenal, serta tradisi budaya yang kuat, memberikan kesempatan untuk munculnya destinasi wisata unggulan baru.
Dengan akses Cisumdawu yang sangat cepat, Sumedang bisa menjadi tujuan wisataone-day tripuntuk Bandung dan Cirebon, sekaligus menjadi tujuan liburan akhir pekan bagi para wisatawan Jabodetabek,” katanya.
Budhiana menyampaikan, apalagi jika dijalankan dengan konsepgreen tourism dan smart tourism, Sumedang dapat menjadi wajah baru pariwisata Jawa Barat bagian timur.
Keunikan budaya perlu dijaga agar menjadi ciri khas yang menarik.Infrastruktur dan Budaya adalah dua sisi dari koin yang sama.Tidak boleh pembangunan infrastruktur menghancurkan budaya, menghilangkan ciri-ciri budaya setempat,” katanya menjelaskan.
Ia juga menilai, keunggulan Sumedang tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi dan pariwisata. Wilayah ini juga menjadi pelopor dalam penerapan digitalisasi birokrasi di tingkat nasional. Seluruh proses administrasi, mulai dari pembuatan KTP, KK, hingga layanan kesehatan, dilakukan dengan cepat, transparan, dan mudah diakses.
“Dengan jumlah penduduk sekitar 1,1 juta orang, bupati mampu mengawasi pola penyakit, perkembangan kesehatan, hingga kebutuhan layanan masyarakat berdasarkan data yang terbaru,” kata Budhiana.
Kondisi ini, lanjutnya, membedakan Sumedang dari daerah lain. Keberanian dalam melakukan digitalisasi pemerintahan secara menyeluruh. Pemerintah kabupaten menciptakan platforminvest.sumedangkab.go.idsebuah platform modern yang mempermudah investor dalam mengakses kesempatan, potensi lahan, peraturan, dan fasilitas.
“Semua melalui satu journeyyang intuitif. Platform ini menegaskan bahwa Sumedang tidak hanya membuka pintu bagi para investor, tetapi juga menyediakan jalan yang terang, jelas, dan tanpa rintangan,” katanya menekankan.
Yang lebih menarik lagi, menurut Budhiana, Sumedang sedang mengembangkandashboardketerbukaan keuangan yang memungkinkan masyarakat mengetahui besarnya dana yang masuk ke Sumedang serta digunakan untuk apa? bahkan secara harian.
Dengan prinsip data yang baik menghasilkan keputusan yang baik; data yang buruk menghasilkan keputusan yang buruk, Sumedang menjadikan data sebagai milik masyarakat. “Prinsipnya jelas,pindahkan data kepada orang-orang, bukan memindahkan orang-orang kepada data. Ini merupakan bentuk pemerintahan yang modern dan langka ditemukan di wilayah lain,” katanya.
Dengan berbagai prestasi yang telah diraih, Sumedang menjadi kabupaten yang paling siap menghadapi eraglobal shifthari ini, Sumedang menjadi contoh bagaimana pemerintah daerah mampu menyambut perkembangan ekonomi global tanpa kehilangan tanggung jawab, kejelasan, dan kedekatan dengan masyarakat.
Dalam cakupan yang lebih luas, Rebana Metropolitan akan terus berupaya mempersiapkan enam kabupaten/kota lain agar mampu masuk ke dunia tersebut.connectographydengan keyakinan diri, digital, terhubung, kompetitif, dan inklusif.
“Jawa Barat menginginkan kemenangan. Dan kemenangan tersebut harus dibentuk melalui keterhubungan, keunggulan sumber daya manusia, keberanian untuk berubah, serta kemampuan dalam memahami arah geopolitik global. Sumedang telah memulai langkah tersebut dan menjadi contoh bagi masa depan Jawa Barat,” katanya. ***

Saat ini belum ada komentar