Dick Cheney Meninggal: Mengenang Perjalanan Politik dan Kontroversi Kebijakan Luar Negeri
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 4 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Istri yang dicintainya selama 61 tahun, Lynne, kedua putrinya, Liz dan Mary, serta anggota keluarga lainnya berada di sisinya saat menghembuskan napas terakhir. Mantan Wakil Presiden meninggal dunia akibat komplikasi pneumonia serta kondisi jantung dan pembuluh darah,” demikian pernyataan keluarga, dilansir dariPolitico.
Jejak Politik Cheney
Melansir dari AP News, ketertarikan Cheney terhadap dunia politik mengantarkannya ke Washington pada tahun 1968 ketika ia menjadicongressional fellowDi sana ia dekat dan kemudian menjadi murid dari Donald Rumsfeld, anggota DPR dari Illinois. Cheney bekerja di bawah Rumsfeld di dua lembaga pemerintah dan di Gedung Putih masa Presiden Gerald Ford, sebelum akhirnya ditunjuk menjadi chief of staffterdahulu dalam sejarah pada usia 34 tahun. Ia menjabat selama 14 bulan, lalu kembali ke kampung halamannya di Casper dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR untuk Wyoming.
Pada tahap awal kampanye, Cheney pernah mengalami serangan jantung ringan. Meskipun demikian, ia tetap menang dalam pemilu dan mempertahankan posisinya selama lima periode. Pada tahun 1989, Cheney diangkat sebagai Menteri Pertahanan oleh Presiden George H.W. Bush. Ia memimpin Departemen Pertahanan saat Perang Teluk 1990-1991 yang berhasil mengusir pasukan Irak dari Kuwait. Selama dua masa jabatan Bush, Cheney menjabat sebagai CEO Halliburton, sebuah perusahaan konstruksi dan teknik besar yang terkait dengan sektor minyak dan gas.
Mengutip dari EBSCOSetelah bekerja selama lima tahun di Halliburton, Cheney mengundurkan diri pada tahun 2000. Ia kemudian menerima tawaran dari George W. Bush untuk menjadi calon wakil presiden. Keputusan ini mengejutkan sejumlah analis karena sebelumnya Cheney pernah beberapa kali menolak kesempatan untuk mencalonkan diri dalam jabatan politik yang lebih tinggi. Bush dan Cheney akhirnya memenangkan pemilu 2000 dan terpilih kembali pada 2004 setelah mengalahkan kandidat Partai Demokrat, Senator John Kerry.
Kebijakan Perang Irak
Melansir dari Reuters, Cheney dan Donald Rumsfeld, yang pernah bekerja bersama dalam pemerintahan Richard Nixon, menjadi dua tokoh penting yang mendorong serangan Amerika Serikat ke Irak pada Maret 2003. Sebelum perang, Cheney menyampaikan kemungkinan hubungan Irak dengan al-Qaeda serta serangan 11 September 2001. Cheney juga memprediksi bahwa pasukan AS akan “diterima sebagai penebus” oleh rakyat Irak dan operasi militer akan berlangsung singkat, “beberapa minggu, bukan bulan.”
Dilansir dari The Guardian, pada bulan Maret 2003 ketika Amerika Serikat dan sekutu mulai menyerang Irak, tidak ditemukan bukti yang jelas mengenai tuduhan yang diajukan oleh pemerintahan Bush. Kedua pihak akhirnya terbukti salah. Meskipun demikian, Cheney tetap bersikeras, ia berpendapat bahwa pemerintah AS tetap harus melakukan apapun untuk “melindungi Amerika”, meskipun tindakan tersebut mendapat kritikan yang luas.
Menurut laporan Institut Watson untuk Urusan Internasional dan Kebijakan Publik di Universitas Brown melalui The Guardian, sejak tahun 2001 setidaknya 800.000 orang meninggal akibat kekerasan langsung dalam perang di Irak, Afghanistan, Suriah, Yaman, dan Pakistan. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak dari konflik yang berkaitan dengan kebijakan luar negeri pada masa Cheney.

Saat ini belum ada komentar