Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » SERBA-SERBI » Rasa Kekasih di Lembah Lewotobi Flores Timur

Rasa Kekasih di Lembah Lewotobi Flores Timur

  • account_circle Diagram Kota
  • calendar_month Sab, 25 Okt 2025
  • comment 0 komentar

Kehidupan sebagai Penyintas di Desa Hokeng Jaya

DIAGRAMKOTA.COM – Waktu berlari cepat, tapi kesadaran kami berjalan lamban menuju kenyataan. Sudah 22 bulan kami hidup sebagai penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Sejak letusan besar pada 23 Desember 2023, hingga guncangan dan letusan dahsyat yang datang kembali pada 3 November 2024, hidup kami tak lagi sama. Label penyintas melekat di dada, di setiap langkah, dalam setiap helaan napas. Dua tahun lebih, pemerintah masih berjibaku menyiapkan lahan relokasi untuk membangun Hunian Tetap (Huntap). Sementara itu, kami bertahan di Hunian Sementara (Huntara) di antara harapan dan rasa letih yang kian menua bersama waktu.

Desa Hokeng Jaya yang Dulu Sejuk dan Rindang

Dulu, Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang adalah rumah yang meneduhkan. Anginnya sejuk, tanahnya subur. Saat pagi, kabut bergelayut di lereng dan tawa anak-anak sekolah memenuhi jalan. Di sana berdiri SMAS Seminari San Dominggo Hokeng milik Keuskupan Larantuka, tempat para calon imam ditempa dan Biara Kongregasi SSpS yang menjadi pelita iman dan pengharapan. Saya lahir dan tumbuh di tanah itu menyaksikan bagaimana tangan-tangan petani menanam mimpi di ladang yang kini terkubur abu. Semua berubah sejak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Pohon-pohon yang dulu rindang kini tinggal arang. Jalanan desa tertutup pasir dan batu menyisakan sunyi yang menusuk.

Pulang ke Rumah yang Tak Lagi Sama

Pagi itu, Kamis, 23 Oktober 2025, saya kembali menjejakkan kaki di Hokeng Jaya. Rumah-rumah yang dulu berwarna kini pudar, sebagian roboh sebagian berdiri goyah. Di halaman, beberapa warga bekerja dalam diam. Salah satunya Oni Huar, tetangga saya. Ia memikul kayu, menenteng jeriken berisi air bersih, lalu menaikkannya ke bak mobil pickup. Setiap kali ingin pulang ke rumah, Oni harus menempuh 20 kilometer dari Huntara III di Desa Konga, Kecamatan Titehena. Sekali jalan, ia mengeluarkan Rp 20.000, harga rindu yang harus dibayar mahal. “Kalau tidak pulang, siapa yang urus ternak?” katanya lirih. Ia tahu, rumahnya sudah porak-poranda, tapi di situlah sebagian hatinya masih tertinggal.

Kampung yang Ditelan Sunyi

Dari kejauhan, Gunung Lewotobi Laki-laki berdiri angkuh seolah mengawasi setiap langkah kami. Desa Hokeng Jaya, Klatanlo, Nawokote dan Dulipali kini ditetapkan sebagai zona merah. Desa-desa ini hanya empat kilometer dari puncak gunung. Tak ada lagi riuh tawa anak-anak sekolah, tak ada lagi deru sepeda motor bersahutan. Hanya angin yang berdesir membawa aroma debu vulkanik. Namun, di antara puing dan abu, masih ada sisa kehidupan. Beberapa warga datang memetik kelapa, memanen sayur, atau sekadar menengok ternak yang ditinggalkan. Mereka pulang menjelang sore, atau lebih cepat bila gunung kembali bergemuruh. Hokeng yang dulu sejuk, kini panas dan kering. Rumput menutupi jalan beraspal yang tertimbun material vulkanik. Alam seperti ikut berduka, kehilangan rona hijaunya.

Antara Kehilangan dan Keteguhan

Di pengungsian, kisah-kisah kehilangan terus bergulir. Ada warga yang menangis karena rumah dan kebunnya dijarah orang tak dikenal. Ada pula yang memilih diam, menyimpan amarah di dada karena tak ingin menambah luka. Teman-teman saya—guru, tenaga kesehatan, dan pegawai masih setia mengabdi meski harus melewati jalur berbahaya. Sebagian lainnya memilih pergi jauh, mencari penghidupan di tanah rantau. Kami sering bercakap lewat telepon, saling menguatkan, walau suara kami kadang tercekat oleh rindu. Saya sendiri tetap menulis sebagai Jurnalis DIAGRAMKOTA.COM di Kabupaten Flores Timur. Dengan telepon kecil di tangan, saya merekam setiap detik kepanikan, setiap cerita duka dan harapan. Saya adalah jurnalis penyintas, mencoba berdiri tegak di tengah bencana yang juga menimpa diri sendiri.

Harapan yang Tak Pernah Padam

Dari setiap kisah yang saya saksikan, saya belajar satu hal: manusia bisa kehilangan rumah, tapi tidak harapan. Warga Lewotobi tahu benar bahwa hidup tak mudah, namun mereka juga tahu cara untuk tidak menyerah. Kami percaya, kebahagiaan akan datang, entah cepat atau lambat. Seperti hujan yang suatu hari akan kembali membasuh abu di halaman kami, dan seperti pagi yang selalu menepati janji setelah malam yang panjang. Dari lembah Lewotobi yang pernah hijau, kami menunggu waktu. Menunggu untuk bisa pulang—bukan sekadar ke rumah, tapi ke kehidupan yang lebih damai.




Penulis

Berita Hari ini Terbaru dan Terkini Diagramkota.com

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Power Bank Fast Charging Terbaik 2025

    • calendar_month Kam, 22 Mei 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 87
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Revolusi Daya: Power Bank Fast Charging Terbaik 2025 untuk Kehidupan Digital Tanpa Batas Di era serba cepat ini, perangkat digital adalah nadi kehidupan kita. Dari smartphone yang menjadi asisten pribadi, laptop yang menopang produktivitas, hingga tablet yang menemani hiburan, semua bergantung pada satu hal: daya. Dan tidak ada yang lebih mengganggu daripada melihat […]

  • RSUD Soewandhie Siaga 24 Jam Tangani Pasien Jantung Lewat Program Fast Track Chest Pain

    • calendar_month Sel, 21 Okt 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 34
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali berinovasi di bidang kesehatan darurat dengan menghadirkan layanan Fast Track Chest Pain, sistem penanganan cepat bagi pasien penyakit jantung koroner dari lokasi kejadian menuju RSUD dr. Mohamad Soewandhie. Direktur RSUD dr. Mohamad Soewandhie, dr. Billy Daniel Messakh, menjelaskan layanan ini merupakan langkah konkret Pemkot Surabaya dalam menekan angka […]

  • 7 Ciri Unik Psikologis Orang yang Anggap Hari Ulang Tahunnya Sama dengan Hari Lain

    • calendar_month Rab, 1 Okt 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 56
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Bagi banyak orang, perayaan ulang tahun adalah momen penting yang wajib dirayakan dengan meriah. Namun, ada sekelompok individu yang memilih memperlakukan hari spesial itu seperti hari biasa, tanpa pesta atau sorotan. Sikap acuh tak acuh ini sering kali menarik perhatian dan membuat orang bertanya-tanya tentang kepribadian mereka. Melansir dari Geediting.com Rabu (1/10), psikologi […]

  • 144 Penyakit Tidak Tercover BPJS, DPRD Surabaya Himbau Puskesmas Sigap 24 Jam

    • calendar_month Kam, 23 Jan 2025
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 90
    • 0Komentar

    Sebanyak 144 penyakit non spesialistik tidak dapat dilayani oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) dan hanya bisa dilayani dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

  • Pulau Bali Diharapkan Menjadi Jantung Pariwisata Berkualitas Dunia

    • calendar_month Sel, 10 Des 2024
    • account_circle Arie Khauripan
    • visibility 63
    • 0Komentar

    DIAGRAMKOTA.COM – Pemerintah Indonesia berkomitmen menjadikan Bali sebagai pusat pariwisata berkualitas. Hal ini ditegaskan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana saat mengunjungi Desa Wisata Jatiluwih di Tabanan, Bali sebuah desa yang baru saja dinobatkan oleh PBB sebagai salah satu desa wisata terbaik dunia tahun 2024. Menteri Pariwisata yang didampingi Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa lebih […]

  • GIIAS BANDUNG 2024, Menyapa Masyarakat Parayanghan Dengan Inovasi Dan Teknologi Terbaru

    • calendar_month Rab, 4 Sep 2024
    • account_circle Diagram Kota
    • visibility 78
    • 0Komentar

    Diagramkota.com Bandung,– Seri pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang sebelumnya telah sukses diselenggarakan di BSD Tangerang dan Surabaya, kini siap menyapa masyarakat Jawa Barat, khususnya Bandung, pada 25-29 September 2024 di Sudirman Grand Ballroom. Digelar selama lima hari, total 17 merek kendaraan bermotor termasuk merek kendaraan penumpang dan sepeda motor di […]

expand_less
Exit mobile version