Krisis Partai Buruh Inggris: Pengunduran Diri Angela Rayner dan Dampaknya
DIAGRAMKOTA.COM – Partai Buruh Inggris (Labour Party) sedang menghadapi krisis yang serius setelah Angela Rayner, Wakil Perdana Menteri sekaligus tokoh utama partai, resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran dirinya ini terjadi akibat skandal pajak properti yang menimbulkan banyak kontroversi.
Pengunduran diri Rayner tidak hanya memicu perubahan besar di dalam kabinet, tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang integritas Partai Buruh yang dulu berjanji untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap dunia politik. Dalam surat pengunduran dirinya, Rayner mengakui kesalahan terkait pembayaran bea materai atas rumah kedua miliknya di Hove, East Sussex. Ia disebut telah menghemat sekitar 40 ribu pound dengan cara menghapus namanya dari akta rumah di Manchester. Meskipun ia menyatakan bahwa ia telah bekerja sama dengan otoritas pajak, penyelidikan menemukan bahwa ia gagal memenuhi standar etik sebagai seorang menteri.
Kekecewaan terasa jelas di pihak Keir Starmer, pemimpin Partai Buruh. Ia mengaku sangat sedih karena kehilangan Rayner dari kabinet, meski tetap mengakui bahwa ia masih menjadi tokoh penting di dalam partai. Untuk mengisi kekosongan, David Lammy ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri baru sekaligus Menteri Kehakiman, sementara Yvette Cooper mengambil alih posisi Menteri Luar Negeri.
Para analis mengatakan bahwa kasus ini menjadi ujian besar bagi Starmer. “Rayner dikenal sebagai wakil rakyat kelas pekerja, tetapi skandal rumah mewah di Hove membuat citranya rusak,” kata Ian Scott, seorang profesor dari Universitas Manchester. Skandal ini datang pada saat Partai Buruh sedang menghadapi tekanan internal, termasuk perdebatan tentang reformasi kesejahteraan. Survei terbaru bahkan menunjukkan bahwa Rayner memiliki elektabilitas yang setara dengan Nigel Farage, tokoh Partai Brexit.
Kini, absennya Rayner dianggap sebagai pukulan politik yang sulit diabaikan. Oposisi pun tidak tinggal diam. Kemi Badenoch dari Partai Konservatif menuduh Starmer lemah karena tidak segera memecat Rayner. Ia menyebut reshuffle ini sebagai “mengocok kursi di kapal yang sedang tenggelam.”
Meskipun begitu, beberapa analis percaya bahwa penyelesaian cepat bisa meredam kerusakan jangka panjang. “Skandal Angela Rayner jelas merusak citra Partai Buruh, tapi karena ini adalah kasus individu, badai politik mungkin akan cepat berlalu,” ujar Iain Begg dari London School of Economics.
Sekarang, publik menantikan apakah Partai Buruh benar-benar mampu memulihkan kepercayaan rakyat atau apakah skandal Rayner justru menjadi awal goyahnya janji integritas politik yang diusung oleh Keir Starmer. Tantangan ini akan menjadi ujian berat bagi partai yang sebelumnya diharapkan menjadi alternatif yang lebih baik dalam sistem politik Inggris. (*)