DIAGRAMKOTA.COM – Solo International Performing Arts (SIPA) 2025 kembali mengguncang jantung Kota Surakarta. Bertempat di Pamedan Pura Mangkunegaran, ajang seni pertunjukan tahunan yang sudah memasuki tahun ke-17 ini resmi dibuka pada Kamis (4/9/2025) malam dengan penuh semarak.
Mengusung tema “Nifty, Artful & Visionary”, SIPA 2025 didedikasikan untuk merayakan kreativitas Generasi Z yang dikenal cerdas, ekspresif, dan penuh gagasan visioner.
Direktur SIPA, Dra. R. Ayu Irawati Kusumorasri, M.Sn atau yang akrab disapa Bunda Ira, menegaskan bahwa ajang ini bukan sekadar festival, melainkan ruang ekspresi bagi anak muda lintas negara.
“Izinkan saya mengucapkan terima kasih pada kaum Gen Z yang menjadikan panggung SIPA sebagai ajang kreativitas dan imajinasi,” ujar Bunda Ira dalam sambutannya usai menyanyikan Indonesia Raya.
SIPA 2025 juga mendapat apresiasi dari Kementerian Pariwisata, yang diwakili oleh Agustin Peranginangin. Ia menegaskan, keberhasilan penyelenggaraan SIPA berkat sinergi berbagai pihak. Tak heran, festival ini masuk dalam daftar 110 Kharisma Event Nusantara (KEN).
Acara pembukaan semakin sakral dengan pemukulan kenong oleh KGPAA Mangkunegara X, Wakil Wali Kota Surakarta Astrid Widayani, perwakilan Kemenparekraf, serta Rektor ISI Surakarta Dr. I Nyoman Sukerna.
Malam pertama SIPA 2025 menyajikan ragam kolaborasi seni lintas budaya. Patricia Arstuti sebagai Ambassador SIPA 2025 tampil bersama Eksodance Company dan Semarak Candrakirana Art Center dalam karya “Podomoro Gesture”, yang merangkai perjalanan budaya dari masa lalu, masa kini, hingga masa depan.
Penonton juga dibuat terpukau oleh:
● Khambatta Dance Company (Amerika Serikat) dengan “Strange Animal”
● Seoul National University (Korea Selatan) berkolaborasi dengan mahasiswa disabilitas ISI Surakarta dalam “Heterogeneous”
● Kolaborasi Dr. Danny Tan (Singapura) dan Fajar Satriadi (Indonesia) lewat “In Tune – Selaras dengan Living and Dying” yang memadukan gerak, bunyi, dan hening dalam nuansa meditatif dengan sentuhan topeng Jawa.
● NoizeKilla (Bali) dengan “Strike The Music”
●Rentak Gading (Bengkulu) yang menutup malam dengan “Karya Genderang Khidmat dan Karya Saut Sepokok”.
SIPA 2025 hadir berkat dukungan Pemerintah Kota Surakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pura Mangkunegaran, hingga lembaga nasional seperti LPDP, Bank Indonesia, dan Bank Mandiri, PLN serta media parner.
SIPA lebih dari sekadar tontonan, akan tetapi SIPA telah menjadi wadah diplomasi budaya, mempertemukan seniman lintas bangsa, sekaligus memperkaya khazanah seni pertunjukan Indonesia.
Acara ini juga bisa disaksikan melalui kanal YouTube SIPA Festival untuk menjangkau audiens global. Bagi Kota Solo, SIPA adalah bukti nyata bahwa budaya bisa menjadi magnet sekaligus jembatan dialog dunia. (dk/chan)