Penataan Parkir Tunjungan: Laila Mufidah Ingatkan Pemkot Surabaya untuk Proaktif Perhatikan Dampak Ekonomi

DIAGRAMKOTA.COM – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Laila Mufidah, menyuarakan dukungannya terhadap kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk menata parkir di sepanjang Jalan Tunjungan. 

“Saya mendukung penataan parkir di Tunjungan. Diatur biar nyaman untuk semua. Kawasan Tunjungan itu salah satu destinasi kota yang harus dijaga keindahannya,” ujar Laila, Selasa 5 Agustus 2025.

Legislator Perempuan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai, penataan parkir adalah langkah tepat dan terukur untuk mengangkat kelas destinasi Tunjungan.

Kombinasi pedestrian yang rapi dengan lampu kota yang khas, tanpa terhalang deretan kendaraan parkir, diyakini akan membuat kawasan ini semakin ramah wisatawan.

“Panorama Tunjungan Romansa akan makin terasa. Saya teringat lagu, ‘Rek Ayo Rek, Mlaku-mlaku nang Tunjungan’. Dengan penataan parkir ini, lalu lintas juga lebih lancar dan nyaman bagi pengunjung yang ingin berjalan kaki,” katanya.

Kebijakan ini merupakan hasil kesepakatan dalam Rapat Koordinasi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Surabaya bersama Satlantas Polrestabes Surabaya, yang ditindaklanjuti oleh Wali Kota Eri Cahyadi dengan meniadakan parkir di tepi jalan umum (TJU).

Penataan Parkir Jalan Tunjungan

Pemerintah Kota Surabaya berencana menyediakan beberapa titik parkir alternatif, seperti Gedung Siola,Gedung TEC,Jalan Tanjung Anom,Jalan Genteng Besar,Halaman Kantor BPN,Halaman Sentral Tunjungan atau Excelso,Halaman Pasar Tunjungan.

Catatan Penting Untuk Perhatikan UMKM

Meski memberikan apresiasi penuh, Laila Mufidah memberikan catatan penting bagi Pemkot Surabaya. Ia mengingatkan agar kebijakan ini tidak merugikan para pengusaha dan pelaku UMKM yang menggantungkan hidupnya di kawasan tersebut.

Menurutnya, Pemkot harus memastikan transisi ini berjalan mulus dengan sosialisasi yang masif dan intensif. 

“Banyak masyarakat yang belum mengetahui dengan jelas letak kantong parkir maupun akses menuju lokasi. Informasi melalui media sosial, papan petunjuk, dan koordinasi dengan pelaku usaha menjadi sangat penting,” tegasnya.

Lebih dari itu, ia mendorong Pemkot untuk proaktif memperhatikan dampak ekonomi yang mungkin dirasakan pelaku usaha. Laila mendesak agar proses adaptasi ini disertai komunikasi yang terbuka dan program pendampingan konkret agar para pengusaha tidak merasa dirugikan.

“Prinsipnya kami mendukung penuh kebijakan ini, tapi pemulihan dampak ekonomi juga harus menjadi prioritas. Jangan sampai penataan membuat kawasan indah, tapi usaha di sekitarnya malah meredup. Kami yakin Pemkot memberi perhatian kepada para pelaku usaha dan UMKM,” pungkasnya.