Jelang Kongres GMNI 2025, Konsolidasi Nasional di Blitar Tuai Spekulasi Politik

Agenda Ziarah Kebangsaan Diprediksi Jadi Panggung Kekuatan Menuju Kongres

DIAGRAMKOTA.COM — Menjelang Kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Kongres GMNI) tahun 2025, suhu politik internal organisasi mulai menghangat. Jawa Timur menjadi pusat perhatian setelah muncul poster bertajuk “Konsolidasi Nasional & Ziarah Kebangsaan” yang direncanakan digelar pada 21 Juni 2025 di Kota Blitar.

Agenda Konsolidasi Nasional Didukung Mayoritas DPC GMNI Jawa Timur

Kegiatan ini mendapatkan dukungan luas dari mayoritas Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI di Keresidenan Mataraman, Besuki, dan Madura. Poster kegiatan tersebut menampilkan latar candi dan bendera merah-putih, dengan tema “Membangun Spirit Persatuan Sebagai Kunci Membangun Bangsa”.

Konsolidasi Organisasi atau Manuver Politik?

Beberapa kalangan menilai agenda ini sebagai langkah positif untuk memperkuat barisan dan membumikan kembali nilai-nilai nasionalisme di kalangan kader GMNI. Namun, tidak sedikit yang memandang acara ini sebagai manuver politik menjelang Kongres GMNI akhir tahun nanti.

Informasi yang beredar menyebutkan, konsolidasi nasional di Blitar ini diduga menjadi panggung bagi dukungan politik terhadap figur Hendra Prayogi, yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat Sekretaris Jenderal DPP GMNI. Dukungan dari sejumlah DPC dinilai sebagai upaya membangun poros kekuatan baru di internal GMNI.

Meski demikian, hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari pihak penyelenggara terkait motif politik di balik kegiatan tersebut. Hendra Prayogi sendiri belum memberikan pernyataan terkait dukungan yang diarahkan kepadanya.

Pengurus DPC Klaim Fokus pada Persatuan dan Ideologi Nasionalisme

Beberapa pengurus DPC yang terlibat dalam kegiatan ini menegaskan bahwa fokus utama mereka adalah mempererat persatuan kader dan memperkuat ideologi nasionalisme, bukan ajang konsolidasi politik praktis.

“Agenda kami murni untuk membangun semangat persatuan dan meneguhkan ideologi organisasi. Tidak ada niat lain,” ujar salah satu pengurus DPC yang ikut dalam perencanaan acara.

Pengamat: Transparansi Penting Hindari Konflik Internal

Pengamat politik lokal menilai bahwa dynamics seperti ini merupakan hal lumrah menjelang kongres besar organisasi kemahasiswaan. Namun, ia mengingatkan agar semua pihak menjunjung keterbukaan.

“Yang penting niatnya terbuka dan komunikasinya jujur. Jangan sampai konsolidasi ini memicu konflik internal yang kontraproduktif,” katanya.

Tagar #SejatiGMNI Ramaikan Kampanye Kegiatan

Menariknya, dalam kampanye media sosial kegiatan ini, muncul tagar #SejatiGMNI yang mengisyaratkan semangat untuk kembali pada jati diri organisasi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa aroma persaingan politik tetap terasa menjelang kongres.

Kini, perhatian kader GMNI dari seluruh Indonesia tertuju ke Blitar. Apakah konsolidasi ini akan memperkuat persatuan organisasi atau justru memicu perpecahan, menjadi babak penting yang akan ditentukan dalam perjalanan menuju Kongres GMNI 2025.