Sekertaris Komisi D Usulkan Pengenalan Budaya Masuk Kurikulum Sekolah

DIAGRAMKOTA.COM – Sekretaris Komisi D DPRD Kota Surabaya, Arjuna Rizky Dwi Kresnayana dari Fraksi PDI Perjuangan, mengusulkan penambahan kurikulum muatan lokal yang memuat kekhasan budaya Surabaya dalam pembahasan Panitia Khusus (Pansus) Raperda Pemajuan Kebudayaan Kota Surabaya.

Menurutnya, pemajuan kebudayaan tidak hanya cukup dilakukan melalui kegiatan seremonial atau fisik semata, namun harus menyasar generasi muda secara langsung melalui dunia pendidikan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya inisiasi kurikulum tambahan di sekolah-sekolah Surabaya.

“Usulan yang saya berikan adalah agar Pemajuan Kebudayaan ini benar-benar bisa memajukan di Kota Surabaya. Maka dari itu, perlunya kurikulum khususnya murid-murid siswa di Surabaya itu mendapatkan yang namanya muatan lokal. Jadi ada kurikulum tambahan yang berisi tentang budaya-budaya Surabaya,” tegas Arjuna, saat ditemui usai rapat Pansus, Rabu (28/5/2025).

Ia menjelaskan, muatan lokal tersebut dapat mencakup beragam aspek budaya khas Kota Pahlawan, mulai dari kesenian tradisional seperti ludruk, kuliner khas Surabaya, hingga nilai-nilai kejuangan dan kepahlawanan yang menjadi identitas masyarakat Surabaya.

“Ludruk, makanan khas Surabaya, kesenian Surabaya, lalu sifat kejuangan, sifat kepahlawanan yang memang ada di nama Perda ini, itu harus diimplementasikan jadi karakter yang menguat untuk anak-anak Surabaya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Arjuna menilai saat ini belum ada gambaran utuh mengenai karakter asli Arek Suroboyo di kalangan generasi muda. Ia menyayangkan jika anak-anak Surabaya tidak mengenal identitas daerahnya secara detail dan hanya memahami secara umum.

“Jadi biar masa depan ini anak-anak Surabaya itu benar-benar tahu karakter Arek Surabaya itu apa, budayanya apa, ciri khasnya bagaimana. Jadi kalau misalnya ada orang luar yang datang dan tanya, Arek Suroboyo itu siapa? Mereka bisa menjelaskan dengan jelas. Kalau sekarang saya yakin, kalau ditanyakan budaya Surabaya itu bagaimana, pasti masih agak nggelambyar, kurang detail,” jelas Arjuna.

Ia berharap muatan lokal budaya Surabaya ini nantinya bisa diintegrasikan dalam mata pelajaran sekolah sebagaimana pelajaran bahasa daerah seperti Jawa atau Madura yang sebelumnya telah diterapkan.

“Muatan lokal, seperti dulu budaya belajar bahasa Jawa atau kalau di Madura ya belajar bahasa Madura. Nah sekarang, muatan lokalnya bisa lebih detail lagi tentang ke-Arek-an Surabaya, kepahlawanan, sifat-sifat orang Surabaya,” ungkapnya.

Arjuna menilai langkah ini merupakan bentuk nyata dari pemajuan kebudayaan yang berorientasi pada pembentukan karakter generasi muda. Ia optimistis apabila diterapkan secara serius, Raperda ini bisa membawa perubahan signifikan dalam pelestarian sekaligus penguatan identitas kebudayaan Kota Surabaya.