Revitalisasi Pasar Kembang, DPRD Surabaya Soroti Pembangunan Belum Maksimal

LEGISLATIF586 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Komisi B DPRD Kota Surabaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Kembang pada Kamis (8/5/2025) untuk meninjau progres revitalisasi pasar yang terletak di Jalan Pasar Kembang.

Sidak ini dipimpin oleh seluruh anggota Komisi B dan Direksi PD Pasar Surya, termasuk Direktur Utama Agus Priyo.

Revitalisasi Pasar Kembang saat ini telah mencapai 90 persen dan ditargetkan rampung pada 16 Mei 2025. Direktur Utama PD Pasar Surya, Agus Priyo, menyebutkan bahwa pembangunan pasar sempat tertunda saat libur Lebaran dan kini tengah dikebut.

“Kita setujui perpanjangan waktu karena memang saat Lebaran ada jeda. Tapi sekarang sudah hampir selesai, bahkan didampingi Kejaksaan Negeri Tanjung Perak,” jelasnya.

Dalam sidak tersebut, Anggota Komisi B DPRD Surabaya Budi Leksono, menemukan adanya saluran pembuangan yang dekat dengan stand dan belum ditutup, selain itu dirinya menyoroti pentingnya menuntaskan seluruh janji pembangunan, termasuk kerjasama antara PD Pasar dan Bank Jatim.

Menurutnya, realisasi janji ini penting agar tidak menimbulkan ketimpangan antara bagian pasar yang sudah bagus dan yang masih kumuh.

“Kalau hanya berupa pembicaraan, itu hanya janji. Tapi kalau ada tindakan nyata, berarti janji itu terealisasi. Kita harus dorong agar revitalisasi ini benar-benar nyambung, tidak timpang,” tegas Budi.

Ia juga mengkritisi kondisi lingkungan sekitar pasar yang masih kumuh, terutama keberadaan saluran air yang menjadi tempat pembuangan sampah. Budi menegaskan perlunya penataan lokasi tempat penampungan sampah sementara (TPS) agar tidak merusak estetika pasar.

“TPS jangan di depan pasar. Harus dicari lokasi yang tidak mengganggu pandangan,” ujarnya.

Terkait hal ini, Dirut PD Pasar Surya mengakui bahwa TPS saat ini memang berada dekat dengan pintu utama pasar dan berjanji akan mencari solusi relokasi.

“Kita pikirkan solusi terbaik, karena TPS ini juga digunakan warga sekitar,” ucap Agus Priyo.

Budi Leksono juga menyoroti area bidak-bidak (los pasar) yang masih kosong. Ia mengusulkan agar area tersebut bisa dikembangkan menjadi ruang multifungsi dengan sistem bongkar-pasang.

“Pasar ini bisa jadi tempat pertemuan atau kegiatan lain di luar jam operasional. Ini butuh inovasi, bukan hanya untuk jual beli, tapi juga kegiatan sosial dan ekonomi warga sekitar,” katanya.

Ia juga mengajak PD Pasar untuk menggandeng masyarakat dalam merancang strategi pemanfaatan pasar agar bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Jangan hanya mengejar profit, tapi utamakan kenyamanan pengunjung dan manfaat bagi warga sekitar,” ujarnya.

Sementara itu, kerja sama bisnis to bisnis antara PD Pasar dan Bank Jatim disebutkan telah dijalin sejak November lalu, dengan agenda pembangunan bagian pasar sebagai kompensasi dari penyediaan ruang reklame oleh Bank Jatim.

“Kerjasama ini bukan CSR, tapi model bisnis yang saling menguntungkan,” jelas Agus.

Namun, masalah ketimpangan fasilitas antar bagian pasar masih menjadi sorotan. Pasalnya, pedagang di sisi yang belum direnovasi tetap membayar retribusi yang sama seperti mereka yang sudah menempati area baru. Hal ini disebut menjadi salah satu PR besar PD Pasar untuk segera menuntaskan revitalisasi secara merata.

Revitalisasi Pasar Kembang Surabaya hampir rampung, namun sejumlah tantangan masih mengintai, mulai dari penyelesaian infrastruktur yang belum merata, penataan TPS yang kurang ideal, hingga pengembangan fungsi pasar agar lebih inovatif dan berdaya guna. Komitmen PD Pasar dan sinergi dengan legislatif serta mitra seperti Bank Jatim menjadi kunci sukses revitalisasi ini.

Harapannya, Pasar Kembang bisa menjadi ikon pasar modern yang tidak hanya bersih dan nyaman, tapi juga menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial warga Surabaya.

Share and Enjoy !