DIAGRAMKOTA.COM – Ketua Umum, Dewan Pimpinan Pusat, Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (DPP PWDPI), M.Nurullah RS, menyayangkan konflik keluarga di Universitas (UN) Malahayati Lampung.
Ketum PWDPI Nurullah yang Notabenenya putra asli kelahiran Lampung menilai apapun alasannya, Rusli Bintang yang selama ini ia kenal sosok tokoh besar Nasional yang dikenal dimasyarakat husus nya Lampung bertindak seperti seorang yang tidak mengenal aturan dan tak miliki nurani.
“Diduga demi kepentingan pribadi, Rusli Bintang Telah abaikan keluarganya dan mahasiswa serta bikin cemar nama baik dunia pendidikan dan masyarakat Lampung. Dua kali Rusli Bintang kerahkan preman untuk duduki Universitas Malahayati untuk singkirkan istri serta anak-anaknya,”ungkap Ketum PWDPI, saat di konfirmasi ditengah-tengah situasi yang memanas pada (7/4/2025) malam.
Nurullah mengatakan, seharusnya jika sengketa keluarga mengalami kebuntuan seharusnya bisa menempuh penyelesaian melalui jalur hukum bukan justru mengarahkan preman atau orang bayaran yang meresahkan mahasiswa dan masyarakat.
“Apalagi ini konflik perebutan posisi di lingkungan Universitas Malahayati antara suami istri serta anak-abak kandung sendiri. Peristiwa ini sangat memalukan masyarakat serta telah melukai hati masiswa sekitar 7000 yang sedang menempuh pendidikan di universitas setempat,”ujar tokoh pers Nasional dan pendiri organisasi pers PWDPI, yang saat ini telah memiliki cabang di 30 Provinsi.
Ketum PWDPI juga menambahkan, belum lama ini kedua belah pihak telah mennyampaikan ucapan maaf atas kegaduhan yang terjadi beberapa waktu lalu, kenapa pak Rusli Bintang mengulangi lagi kejadian Yanng sama.
“Selain sudah membuat keresahan masyarakat serta mahasiswa pak Rusli Bintang juga sudah mennyulutkan api-api kebencian dan permusuhan Anatar masyarakat hususnya keluarganya sendiri serta tidak mencerminkan seorang pemimpin besar dalam dunia pendidikan dan kesehatan,”katanya.
Dia juga menjelaskan, masyarakat dan mahasiswa selama ini tidak tau persis awal mula kejadian konflik internal keluarga mereka sebelum kejadian ini meluas dan melibatkan berbagai pihak terutama aparat kepolisian serta masyarakat.
“Pak Rusli Bintang harus bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Dia harus bertanggungjawab atas nama baik masyarakat serta dunia pendidikan di Lampung,”tegasnya.
Menurut Ketum PWDPI, bulan Hannya Rusli Bintang yang punnya hak atas persoalan keluarganya, namun dia harus memikirkan hak-hak mahasiswa serta para tenaga pengajar yang ada di UN Malahayati, bukan justru main seperti hukum rimba siapa yang kuat itu yang berkuasa
“Mahasiswa punnya hak yang harus dilindungi, mereka kuliah disitu bayar dan wajib mendapatkan kenyamanan. Apalagi main copot sepihak rektor setempat. Jika rektor yang baru ini bermasalah maka kedepannya ligalitas ijazah masiswa ikut bermasalah dan bisa merugikan bannyak pihak,”ungkapnya
Oleh karena itu, Ketum PWDPI minta konflik ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan jangan main hakim sendiri.
“Ini negara hukum yang harus dihormati oleh kita semua. Jadi jangan main hakim sendiri apalagi sampai mengerahkan preman. Sebaiknya konflik ini diselesaikan pakai jalur kekeluargaan agar tidak menimbulkan keresahan ,” pungkasnya.(Tim Media PWDPI).