Duo Wening dan Jepank Rilis “Lebaran di Solo” Wujud Kecintaan untuk Kota Bengawan
- account_circle Arie Khauripan
- calendar_month Sel, 1 Apr 2025
- comment 0 komentar
DIAGRAMKOTA.COM – Duo musisi asal Solo, Wening Damayanti dan Jepank Van Sambeng, resmi meluncurkan lagu terbaru mereka, “Lebaran di Solo,” pada Sabtu, 29 Maret 2025.
Lagu yang telah terdaftar di platform musik digital sejak 19 Maret ini, merupakan persembahan spesial untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan nuansa khas Kota Solo.
“Lagu ini sudah terdaftar di publishing dan agregator sejak 19 Maret 2025, tetapi baru kami perdengarkan secara live di hari ini, Sabtu 29 Maret 2025,” demikian disampaikan Wening dalam siaran pers nya.
Lirik dan melodi yang diciptakan Wening, kemudian diaransemen apik oleh Jepank, berhasil mengemas pesona dan keindahan Solo dalam alunan musik yang merdu.
Lebih dari sekadar lagu populer, “Lebaran di Solo” merupakan wujud nyata kecintaan Wening & Jepank terhadap kota kelahiran mereka.
Mereka bertekad untuk mendokumentasikan berbagai aspek Solo melalui karya musik, menjaga warisan budaya kota tersebut secara digital untuk generasi mendatang.
Peluncuran lagu ini didukung penuh oleh Nawa Bistro Solo, sebuah tempat yang konsisten memberikan wadah bagi musisi berbakat untuk berekspresi. Nawa Bistro sendiri dikenal dengan beragam agenda musiknya, menawarkan pengalaman musik yang beragam setiap harinya.
“Dan dengan agenda musik yang berbeda di tiap hari nya dari mulai hari Senin symphony of rythm, Selasa all hits all day, Rabu bersuaria, Kamis lets go to rock, Jumat mari berdendang, Sabtu tribute, Minggu Sing a long,” jelas Herman.
Kehadiran Drs. Aryo Widyandoko, M.H. (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo) dan Retno Wulandari (Kepala BPPD Solo), serta tokoh masyarakat lainnya dalam acara peluncuran, menunjukkan apresiasi tinggi terhadap karya Duo Wening & Jepank.
“Lebaran di Solo” bukan hanya sebuah lagu, tetapi juga sebuah persembahan yang mengharukan dan penuh makna bagi Kota Solo, menunjukkan bagaimana musik dapat menjadi jembatan untuk melestarikan budaya dan memperkuat rasa kebanggaan terhadap tanah kelahiran. (dk/chan)
- Penulis: Arie Khauripan
