DIAGRAMKOTA.COM – Setelah sebelumnya mengalami kelangkaan dan kenaikan harga, kini MinyaKita muncul dugaan pengurangan volume dalam kemasan yang tidak sesuai dengan label.
Anggota Komisi B DPRD Surabaya Baktiono menjelaskan adanya perbedaan takaran dengan isi dan kemasan dari MinyaKita.
“Jadi tidak semua itu minyak tadi itu 1 kg, itu isinya minyak itu 1 liter.
Tapi maka warga kalau beli itu harus jeli, dilihat kemasannya, dilihat tadi beratnya, atau dilihat tadi volumenya, itu berapa liter.
Jadi jangan lihat harga saja,” terangnya pada Selasa 11 Maret 2025.
Namun jika isi dan kemasan MinyaKita tersebut tidak sesuai, maka harus adanya pengawasan yang ketat dari Pemkot Surabaya.
“Tapi kalau memang di bungkusnya tadi tertulis 1 liter, tapi kenyataannya volumenya tidak sampai 1 liter, itu dilihat tokonya. Ini harus penyedik yang datang bersama pemerintah kota,” ucap Politisi PDIP ini.
Untuk perbedaan takaran dan kemasan di MinyaKita ini, Baktiono menyoroti bahwa apakah ini permainan dari toko sembako tersebut atau dari produsennya.
“Apakah ini ada kesengajaan dari toko atau dari distributor atau dari produsennya?
Ini penting, jadi tidak asal tuduh,” tuturnya.
Baktiono menyebut pentingnya sosialisasi terhadap masyrakat mengenai kuantitas isi dari produk yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.
“Minyak ini murah, volumenya berapa,
Itu harus jelas, kadang orang namanya pedagang itu juga pintar cerdik.
Botolnya 1 liter, tapi tulisannya 900 mili dan harganya lebih miring.
Makanya masyarakat itu harus jeli,” jelas Baktiono.
Meskipun isu perbedaan takaran ini mencuat di beberapa daerah, Baktiono menyebut bahwa hingga saat ini belum ada laporan dari warga Surabaya terkait kasus serupa.
“Untuk di Surabaya, sampai sekarang belum ada keluhan,” pungkasnya.(*)