Panen 2 Minggu Lagi, 3½ Hektare Lahan Jagung di Balongbendo Ludes Diserang Tikus dalam 2 Hari

PERISTIWA694 Dilihat

Diagramkota.com – Tragedi gagal panen kembali menimpa petani di Desa Bakung Temenggungan, Kecamatan Balongbendo. Dalam waktu hanya dua hari, lahan jagung seluas 3½ hektare yang dikelola Indra, Ketua Kelompok Tani Jagung di desa Bakungtemenggunan, ludes diserang hama tikus. Kerugian akibat serangan ini ditaksir mencapai Rp30 juta lebih.

 

“Panen sebenarnya tinggal dua minggu lagi, tapi dalam dua hari saja, semua tanaman habis diserang tikus. Tidak ada yang tersisa,” ungkap Indra, Kamis (19/12), dengan nada kecewa.

 

Lahan yang merupakan Tanah Kas Desa(TKD) ini diproyeksikan mampu menghasilkan sekitar 35 ton jagung kering dengan nilai jual Rp140 juta (Rp4.000 per kilogram). Namun, serangan hama tikus menghancurkan seluruh hasil panen yang diharapkan, sementara dana yang dikua sudah Rp30 jutaan lebih.

 

Serangan ini mengundang perhatian berbagai pihak. AKP Sugeng Sulistyo dari Polsek Balongbendo menyarankan agar petani melakukan pola tanam serentak dan mengelilingi lahan dengan tanaman tebu untuk mengurangi risiko serangan hama tikus. “Dengan menanam serentak, tikus tidak akan terfokus pada satu sumber makanan. Tanaman tebu juga bisa menjadi penghalang alami,” ujarnya.

 

Supiyani, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), menambahkan bahwa pihaknya telah memberikan pembekalan pengendalian hama terpadu dan memasang rumah burung hantu untuk mengendalikan populasi tikus. Namun, ia menekankan pentingnya kekompakan antarpetani dalam menerapkan strategi ini.

Lahan jagung yang di serang oleh hama tikus seluas 3 hektar ½ di desa Bakungtemenggungan. (Foto by ; Achmad Adi)

“Kami berharap petani bisa lebih kompak. Tanam serentak adalah langkah penting agar tikus tidak menyerang satu lokasi saja. Ini perlu didukung oleh sinergi antara petani dan pemerintah,” ujarnya.

 

Kapten Inf Hendro Sugiono, Danramil Balongbendo, juga menyoroti perlunya edukasi untuk petani dalam mencegah serangan hama. “Edukasi adalah kunci untuk mempersiapkan petani dalam menghadapi ancaman hama. Pencegahan lebih baik daripada penanganan setelah terjadi,” tegasnya.

 

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya strategi pengendalian hama yang lebih efektif di wilayah endemik seperti Balongbendo. Para petani berharap dukungan nyata dari pemerintah agar ancaman serupa tidak terus berulang dan mereka dapat bertahan menghadapi tantangan pertanian yang semakin berat.(Dk/di)

Share and Enjoy !