DIAGRAMKOTA.COM – Civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (FK-UWKS) bersama Posyandu Lansia Nirmala dan Pondok Paliatif kembali melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat (Pengmas) dengan menggelar Seminar Edukasi Paliatif di Wage, Kelurahan Wage, Kecamatan Taman, Sidoarjo, pada Minggu (21/7/2024).
Bertempat di Balai RW12 Pondok Wage Indah II, seminar kali ini difokuskan pada edukasi masyarakat tentang cara mengenali dan mencegah kanker usus besar, sekaligus memperingati HUT ke-1 Pondok Paliatif dan HUT ke-2 Posyandu Lansia Nirmala RW12 Wage.
Seminar diawali dengan paparan materi tentang kanker kolorektal, penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahannya oleh Dr. Ajeng Tribawati, SpB. Dilanjutkan dengan materi pemeriksaan laboratorium kanker usus besar oleh Dr. Novina Aryanti, SpPK.
Selanjutnya, materi tentang pencegahan kanker usus besar dengan diet berserat disampaikan oleh Dr. Maria Widijanti Sugeng, M.Kes., dan Dr. Pratika Yuhyi Hernanda, MSc, PhD, yang juga menjelaskan aspek genetika kanker usus besar.
Acara tersebut dihadiri oleh puluhan anggota Posyandu Lansia Nirmala, Kepala Desa Wage H. Mashuda, Ketua RW12 Wage Joko Lelono, TP-PKK, serta pengurus RT setempat.
Ketua Posyandu Lansia Nirmala, Lilis Widayati, menjelaskan bahwa terdapat sekitar 153 lansia berusia di atas 60 tahun di RW12, dengan 90-100 orang yang menjadi anggota Posyandu Lansia Nirmala. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 lansia rutin hadir setiap bulan.
Posyandu Lansia Nirmala memiliki 17 kader, termasuk 2 dokter, 5 perawat, 1 bidan, dan lainnya dengan berbagai latar belakang profesi dan ibu rumah tangga.
Menurut Lilis, tahun ini merupakan tahun kedua perjalanan Posyandu Lansia Nirmala dan tahun pertama Pondok Paliatif RW12 Wage. Banyak program telah dilaksanakan, termasuk pemeriksaan rutin tekanan darah, suhu tubuh, denyut jantung, pernapasan, saturasi oksigen, dan gula darah.
“Angka lansia penderita hipertensi di sini sudah menurun karena masyarakat lebih sadar dan rutin minum obat sesuai saran dokter di Posyandu Lansia Nirmala. Pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan asam urat juga dilakukan secara bergilir,” ungkap Lilis.
“Untuk Pondok Paliatif, kami beberapa kali mengadakan edukasi pencegahan kanker dan program pendampingan bagi penderita kanker,” tambahnya.
Lilis berharap melalui seminar edukasi ini, masyarakat, terutama lansia, dapat lebih memahami cara mengenali, mencegah, dan menangani kanker.
Selain itu, Posyandu Lansia Nirmala juga rutin mengadakan senam untuk membuat para lansia bahagia, sesuai dengan moto “Sehat, Kuat, Mandiri, dan Beriman”. Posyandu juga memberikan makanan tambahan sesuai kebutuhan tubuh lansia.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Wage, Mashuda, mengingatkan masyarakat agar tidak takut memeriksakan kesehatannya.
“Selama ini masyarakat takut mengetahui kondisi kesehatannya, itu kebiasaan yang keliru,” ujar Kades Mashuda.
Mashuda berharap sosialisasi seperti ini tidak hanya dilakukan di RW12, tetapi juga dapat menjangkau tingkat desa dengan peserta yang lebih banyak, sehingga masyarakat luas dapat mengetahui penanganan yang tepat bagi penderita kanker.
Ketua panitia sekaligus narasumber, Dr. Pratika Yuhyi Hernanda, mengatakan bahwa kegiatan Edukasi Kanker ini merupakan salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, yaitu pengabdian masyarakat.
“Ini adalah bagian dari program Pondok Paliatif yang sudah berdiri sejak setahun lalu,” jelas Dr. Tika, sapaan Pratika Yuhyi Hernanda.
Pondok Paliatif di RW12 berfokus pada pencegahan kanker melalui deteksi dini, edukasi, dan peningkatan kualitas hidup penderita kanker.
“Kali ini, Pondok Paliatif RW12 Wage mengadakan seminar edukasi tentang kanker usus besar dan deteksi dini menggunakan tes darah samar pada feses,” terang Dr. Tika.
Di akhir acara, Dr. Pratika mengimbau masyarakat untuk memperbaiki pola makan dan menghindari makanan yang mengandung pengawet, pewarna, dan lemak berlebih, serta untuk mengonsumsi makanan sehat.
“Juga penting untuk menghindari stres berlebihan karena dapat mengganggu fungsi gen yang seharusnya bisa menghambat kanker,” ujarnya.
Peserta seminar, yang sebagian besar adalah para ibu, juga mendengarkan testimoni dari narasumber yang pernah didiagnosis kanker dan kini menjadi aktivis. (dk/ad)