Kolaborasi dengan Pertamina, Wali Kota Eri Akan Bangun SPBU Khusus Nelayan

DAERAH843 Dilihat

Diagram Kota Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali memberikan bantuan peralatan untuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan di Kota Surabaya, Selasa (21/5/2024). Bantuan yang diberikan kali ini berupa mesin perahu, paket perahu beserta mesin, dan jaring ikan (gillnet).

Bantuan ini disalurkan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya kepada KUB nelayan yang berada di Kecamatan Rungkut, Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan Sukolilo, dan Kecamatan Mulyorejo. Total bantuan yang diberikan kali ini meliputi 4 paket mesin perahu untuk KUB nelayan di Rungkut, 1 paket mesin perahu untuk KUB nelayan Gunung Anyar, 3 unit perahu beserta mesinnya untuk KUB nelayan Sukolilo, dan 4 unit gillnet untuk KUB nelayan Mulyorejo.

Bantuan-bantuan tersebut diberikan secara simbolis oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kepada para nelayan di kawasan KUB Nelayan Sumber Rejeki, Medokan Ayu, Surabaya. Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan bahwa bantuan ini bukan yang terakhir, dan ke depannya akan ada intervensi lain untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan di Surabaya.

Salah satu rencana yang akan diwujudkan adalah bantuan peralatan dan bahan untuk perbaikan perahu nelayan. “Nanti dicek, perahunya yang belum menggunakan carbon fiber itu berapa. Kalau belum ada, nanti kita belikan bahannya saja, biar nanti dipasang sendiri. Jadi nanti tak belikan fibernya, resinnya itu, nanti panjenengan pasang sendiri, iku jenenge (itu namanya) gotong royong,” jelas Wali Kota Eri.

Selain itu, Wali Kota Eri mengungkapkan bahwa pemkot akan bekerja sama dengan Pertamina untuk membantu menyediakan bahan bakar minyak (BBM) bagi perahu nelayan. Saat ini, para nelayan hanya bisa mengandalkan BBM eceran dengan harga lebih tinggi, sekitar Rp12.000 per liter, sedangkan harga resmi Pertalite di SPBU Pertamina adalah sekitar Rp10.000 per liter.

“Alhamdulillah tadi baru saja menghubungi Pertamina. Jadi kan perahu ini terdiri dari dua (jenis BBM), ada yang solar ada yang bensin Pertalite. Nah, kalau yang solar kita sudah membuat pom bensin (SPBU), itu sudah kita dirikan. Setelah bicara lebih lanjut dengan Pertamina, alhamdulillah kita diperbolehkan untuk mendirikan lagi,” ujar Wali Kota Eri.

Sambil menunggu pembangunan SPBU Pertalite khusus untuk perahu nelayan, Wali Kota Eri telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk mengizinkan nelayan membeli bensin sementara di SPBU yang sudah ada menggunakan jeriken, dengan surat rekomendasi yang ditandatangani oleh wali kota.

“Beliau menyampaikan boleh, belinya tetap pakai jeriken, tapi harus ada surat yang dikeluarkan oleh wali kota, dengan tanda tangan wali kota. Sehingga nanti KUB ini butuhnya berapa liter jerikennya, saya meminta kepada Kepala DKPP dan Asisten I untuk segera menindaklanjuti ke Pertamina,” jelasnya.

Wali Kota Eri menerangkan bahwa pemkot melalui DKPP masih akan menentukan letak SPBU Pertalite khusus nelayan. Sebelum menentukan titik lokasinya, ia meminta kepada DKPP untuk mengidentifikasi jumlah KUB nelayan di Surabaya. “Karena satu perahu itu rata-rata butuhnya 6 liter, pulang pergi. Kalau perahunya ada 1.000, misal masing-masing total selama sebulan butuhnya sekitar 180.000 liter, maka kita siapkan itu di beberapa beberapa titik,” terangnya.

Selain bantuan berupa peralatan dan fasilitas nelayan, Wali Kota Eri juga berencana memberikan bantuan pengamanan di wilayah laut Kota Surabaya, setelah menerima keluhan nelayan tentang penggunaan bom ikan atau bondet oleh nelayan dari luar kota. “Karena merusak ekosistem yang berada di bawah (laut), sehingga saya minta untuk didirikan menara pantau. Ketika ada perahu dari luar yang menggunakan bondet akan kita dekati. Kita juga nanti Satpol PP akan berkoordinasi dengan Pol Airud bagaimana nanti kerjasamanya, agar nanti kalau ada perahu yang pakai bondet bisa diinggirno, dicekel (dipinggirkan, ditangkap),” tegasnya.

Wali Kota Eri juga menerima usulan dari KUB nelayan untuk dibuatkan tempat pelelangan ikan (TPI) di sekitar pesisir Surabaya, agar hasil tangkapan ikan bisa segera dijual setelah melaut. “Seperti yang di Bulak kemarin juga meminta, kita akan bangunkan, saran ini benar, bagus itu. Jadi inilah yang saya harapkan, sehingga pemkot mensupport itu, kemudian dijadikan destinasi wisata, iku kan apik digandengkan dengan mangrove,” pungkasnya. (dk/nw)

Share and Enjoy !