Seniman, Budayawan, dan Praktisi Spiritual Gelar Aksi Budaya Besar-Besaran di Sidoarjo: Suarakan Aspirasi dan Tuntutan Pelestarian Kearifan Lokal

DIAGRAMKOTA.COM – Seniman dari pengurus PWDPI DPC Sidoarjo serta puluhan seniman, budayawan, penjaga situs budaya, serta praktisi spiritual dari berbagai penjuru Kabupaten Sidoarjo akan menggelar aksi budaya kolosal pada Selasa, 22 Juli 2025. Aksi ini menjadi momentum penyampaian aspirasi dan tuntutan kepada pemerintah daerah, demi penguatan eksistensi budaya, pelestarian situs-situs sejarah, serta pemberdayaan pelaku seni dan spiritual di Bumi Jenggolo.

Dipimpin oleh Koordinator Aksi, Bambang Purwanto, gerakan ini dimulai pukul 07.30 WIB dari depan Museum Mpu Tantular. Massa kemudian akan melakukan long march menuju Kantor DPRD Sidoarjo, dengan iring-iringan simbolik penuh makna budaya. Barisan akan dipimpin pasukan pecut, pembawa sajen, bendera merah putih, hingga parade barong dan banteng yang menggambarkan kekuatan tradisi dan spiritualitas Jawa. Musik tradisional Jawa akan mengiringi jalannya aksi hingga mencapai depan Kantor DPRD.

Setibanya di lokasi, aksi dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh pemandu wisata senior, Erma Incezz dari HPI Jatim, pembacaan puisi dan orasi budaya oleh aktivis budaya, rampak barong, hingga teatrikal budaya yang menggugah kesadaran tentang pentingnya menjaga warisan leluhur. Pukul 09.00 WIB, perwakilan peserta akan masuk ke Gedung DPRD untuk menyampaikan aspirasi resmi, yang kemudian dilanjutkan dengan konferensi pers dan pembacaan “Sumpah Budaya” bersama Ketua DPRD sebagai bentuk komitmen bersama terhadap pelestarian budaya.

Dalam pernyataan aspirasinya, terdapat empat poin utama yang disuarakan para peserta aksi:

A. KESENIAN DAN KELOMPOK SENI

1. Pembangunan Gedung Kesenian dan Kebudayaan di Sidoarjo sebagai pusat kreatif dan ruang ekspresi seni daerah.

2. Kemudahan dalam pengurusan Nomor Induk Kelompok Kesenian yang menjadi syarat legalitas.

3. Fasilitas kemudahan bagi anggota kelompok seni untuk mendapatkan akses BPJS Kesehatan.

4. Prioritas job atau panggung pertunjukan kepada kelompok kesenian lokal dalam setiap kegiatan resmi pemerintah maupun swasta.

B. PELESTARIAN PUNDEN DAN SITUS BUDAYA

1. Diberikannya anggaran pembinaan untuk para penjaga, perawat, dan kuncen punden yang selama ini berjasa menjaga warisan leluhur.

2. Dilakukan pemetaan, pendataan, serta renovasi situs, punden, dan makam bersejarah, sekaligus literasi terhadap para perawat dan penjaga situs tersebut.

3. Ditetapkannya Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur klasifikasi dan perlindungan terhadap situs-situs bersejarah di Sidoarjo.

C. RITUS DAN AGENDA KEBUDAYAAN

1. Diselenggarakannya upacara budaya seperti Grebeg Suro, kirab pusaka, jamasan pusaka, gamelan, dan prosesi wesi aji yang dipusatkan di Pendopo Kabupaten.

2. Ditetapkannya agenda rutin penghargaan kepada seniman, budayawan, dan praktisi seni sebagai bentuk apresiasi daerah.

3. Pelaksanaan pagelaran serentak kesenian daerah di seluruh wilayah Sidoarjo secara berkala.

4. Penyusunan dan penerbitan buku pemetaan budaya Sidoarjo sebagai dokumen sejarah dan edukasi.

D. PEMBERDAYAAN PRAKTISI SPIRITUAL DAN PENGOBATAN ALTERNATIF

1. Penyediaan tempat praktek dan pelatihan bagi para praktisi spiritual, herbal, pengobatan alternatif, serta meditasi.

2. Kemudahan dalam perizinan serta pelatihan dan sosialisasi sebagai bentuk pengakuan terhadap keberadaan dan kontribusi mereka.

Setelah selesai di DPRD, peserta aksi dijadwalkan bergeser ke Pendopo Sidoarjo sekitar pukul 10.20 WIB untuk melanjutkan kegiatan dengan doa bersama, teatrikal budaya, serta dialog terbuka dengan perwakilan pemerintah daerah.

Aksi ini tidak sekadar unjuk rasa, namun juga bentuk afirmasi bahwa budaya adalah jati diri bangsa yang harus dijaga, dirawat, dan dihargai. Para pelaku budaya dan masyarakat spiritual berharap langkah ini mampu menggugah kebijakan yang berpihak kepada budaya lokal, sekaligus mempererat hubungan antara pemerintah dan komunitas akar rumput dalam menjaga warisan Sidoarjo sebagai tanah bertuah yang kaya nilai dan sejarah.( dk/tgh)