3 Faktor Perovic Lemah di Persebaya! Wajib Dievaluasi Lawan Persija
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month 7 jam yang lalu
- comment 0 komentar

Mihailo Perovic Menghadapi Tantangan Berat di Persebaya Surabaya
DIAGRAMKOTA.COM – Mihailo Perovic, penyerang asal Montenegro yang kini bermain untuk Persebaya Surabaya, sedang menghadapi ujian berat dalam kariernya di kompetisi sepak bola Indonesia. Ia masih terus berusaha beradaptasi dengan kondisi yang sangat berbeda dari lingkungan sebelumnya. Dari cuaca tropis hingga gaya permainan yang cepat dan fisik, serta tekanan besar dari para penggemar setia Persebaya, semuanya menjadi tantangan tersendiri baginya.
Pada awal musim ini, Perovic diharapkan menjadi mesin gol baru bagi Persebaya Surabaya. Catatan gemilangnya saat bermain bersama FK Jezero di Montenegro, dengan 16 gol dari 35 pertandingan, membuat publik percaya bahwa ia akan mampu memberikan kontribusi besar. Namun, hingga pekan ke-7 Super League 2025/2026, ia hanya mampu mencetak satu gol dari delapan gol yang dikumpulkan oleh tim.
Produktivitas lini depan Persebaya Surabaya pun menjadi sorotan tajam. Tim hanya bergantung pada Bruno Moreira yang mencetak tiga gol dan Francisco Rivera dengan dua gol. Sementara itu, kontribusi Perovic masih minim untuk ukuran pemain asing di posisi striker utama.
Meskipun memiliki pengalaman yang tidak bisa dianggap remeh, seperti pernah memperkuat tujuh klub Eropa dan menjadi bagian dari timnas Montenegro dari U17 hingga U21, Perovic belum mampu beradaptasi sempurna dengan atmosfer sepak bola Indonesia yang unik dan penuh tekanan.
Ada tiga faktor utama yang membuat Perovic belum tampil maksimal:
-
Adaptasi terhadap cuaca tropis
Suasana panas dan lembap di Indonesia berbeda jauh dari iklim Eropa Timur. Fisiknya sering terkuras lebih cepat, terutama dalam pertandingan sore hari. Perovic sendiri mengakui bahwa perubahan iklim menjadi tantangan besar baginya. Tubuhnya masih dalam proses adaptasi, sehingga pemulihan fisik berjalan lebih lambat. -
Perbedaan gaya permainan
Di Eropa, ia terbiasa dengan tempo terukur dan pola serangan terorganisir. Namun, di Super League, permainan lebih dinamis dengan pressing ketat sejak awal pertandingan. Hal ini membuatnya sering kehilangan momentum dalam duel satu lawan satu dan pergerakannya sering terputus karena belum sepenuhnya memahami ritme permainan Persebaya Surabaya. -
Tekanan dari suporter dan ekspektasi tinggi
Sebagai kota dengan fanatisme luar biasa, setiap pemain asing yang datang selalu dituntut tampil cemerlang sejak laga pertama. Kritik langsung dari Bonek dan media sosial menjadi ujian mental tersendiri bagi Perovic. Ketika peluang emas gagal dikonversi menjadi gol, kritik langsung datang bertubi-tubi.
Namun, Perovic menegaskan dirinya tidak akan menyerah. Ia tetap optimistis dan percaya bisa menemukan ritme permainan terbaiknya. “Tidak mudah bermain sepak bola di sini. Kualitas liga ternyata sangat bagus, jauh lebih ketat dari yang saya bayangkan,” ujarnya. Ia juga berkomitmen untuk terus meningkatkan performa di laga-laga berikutnya.
Pelatih Eduardo Perez juga menunjukkan keyakinannya terhadap Perovic. Menurutnya, kontribusi pemain tersebut tidak hanya diukur dari jumlah gol yang dicetak, tetapi juga dari kemampuan mengontrol bola dan membuka peluang. “Saya percaya 100 persen kepadanya. Dia pemain fantastis dan saya yakin dalam waktu dekat dia akan memberi banyak kabar baik untuk Persebaya,” tegasnya.
Dengan jeda kompetisi sebelum menghadapi Persija Jakarta di pekan ke-9, evaluasi menjadi keharusan bagi Persebaya Surabaya. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperbaiki chemistry antara Perovic dan lini tengah agar lebih padu dalam membangun serangan.
Jika mampu menyesuaikan diri dengan cepat dan memanfaatkan dukungan penuh dari pelatih, bukan tidak mungkin Perovic akan bangkit dan menjawab kritik dengan performa apik. Persebaya Surabaya jelas membutuhkan ketajamannya untuk kembali bersaing di papan atas Super League.
Mihailo Perovic kini berada di persimpangan penting dalam kariernya di Indonesia. Momen melawan Persija nanti bisa menjadi titik balik untuk membuktikan dirinya memang layak menjadi andalan di jantung serangan Green Force.
Saat ini belum ada komentar