Bisnis Bintraco Dharma (CARS) Terganggu Penurunan Daya Beli
- account_circle Diagram Kota
- calendar_month Rab, 24 Sep 2025
- comment 0 komentar

Kinerja PT Bintraco Dharma Tbk (CARS) Mengalami Penurunan di Tengah Lesunya Industri Otomotif Nasional
DIAGRAMKOTA.COM – Kinerja perusahaan otomotif PT Bintraco Dharma Tbk (CARS) mengalami penurunan selama tahun berjalan 2025. Hal ini terjadi karena kondisi industri otomotif nasional yang mulai melemah sejak awal tahun. Perusahaan mengakui adanya tantangan dalam menjaga kinerja bisnisnya akibat beberapa faktor eksternal dan internal.
Menurut Yosef, yang menjabat sebagai Investor Relations & Corporate Communications Bintraco Dharma, penurunan bisnis hingga paruh pertama tahun ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, daya beli masyarakat menurun. Kedua, kebijakan efisiensi yang diterapkan pemerintah. Ketiga, penerapan opsi daerah yang memengaruhi pengeluaran konsumen.
“Kondisi ini sedikit banyak menurunkan permintaan pelanggan baik dari retail maupun fleet,” ujar Yosef.
Meskipun demikian, prinsipal perusahaan mencatat bahwa pangsa pasar nasional CARS mencapai 33% pada Juni 2025. Sementara itu, CARS berhasil mempertahankan pangsa pasar regional sebesar 31,5%. Ini menunjukkan bahwa meski ada penurunan, perusahaan masih mampu bertahan di pasar yang kompetitif.
Di sisi lain, lesunya sektor otomotif nasional turut memengaruhi kinerja CARS. Hingga akhir Juni lalu, pendapatan CARS tercatat menyusut sebesar 20,37% menjadi Rp 2,31 triliun, dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 3,01 triliun. Penurunan ini menjadi indikasi bahwa situasi ekonomi yang tidak stabil memengaruhi bisnis perusahaan.
Faktor-faktor seperti penurunan daya beli, kebijakan efisiensi, dan opsi daerah memang berdampak langsung pada permintaan konsumen saat ini. Namun, CARS tetap optimis bahwa ada potensi pemulihan di paruh kedua tahun 2025. Perusahaan akan terus memantau perkembangan kondisi pasar dan berupaya untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang.
Untuk memperkuat posisi bisnisnya, CARS akan fokus pada segmen MPV atau SUV yang lebih resilient. Selain itu, perusahaan juga akan menyesuaikan portofolio bisnis sesuai dengan kebijakan regional. Upaya ini diharapkan dapat membantu perusahaan menghadapi tantangan yang ada.
Selain itu, CARS juga berkomitmen untuk menjaga efisiensi biaya. Hal ini dilakukan agar kinerja keuangan perusahaan tetap terjaga hingga akhir tahun. Yosef menekankan bahwa perusahaan sangat disiplin dalam mengelola pengeluaran, sehingga bisa menjaga stabilitas keuangan meski dalam situasi sulit.
Yosef belum memberikan informasi detail mengenai target kinerja keuangan hingga akhir tahun. Ia menyatakan bahwa CARS akan melakukan penyesuaian terhadap target yang ditetapkan di awal tahun. Harapan besar adalah kinerja perusahaan dapat dipertahankan di tengah tantangan yang masih ada hingga akhir tahun 2025.
Dalam upaya menjaga kelangsungan bisnis, CARS menyiapkan alokasi belanja modal (capital expenditure/ Capex) sebesar Rp 53 miliar di tahun 2025. Hingga Juni lalu, perseroan telah menyerap Capex sebesar Rp 10 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan kendaraan, peremajaan, relokasi dealer, serta investasi sistem IT.
Dari sisi keuntungan, CARS tercatat membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 72,71 miliar. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan laba bersih di semester I-2024 sebesar Rp 77,39 miliar. Meski begitu, CARS tetap berkomitmen untuk terus beradaptasi dan meningkatkan kinerja di tengah tantangan ekonomi yang semakin ketat.
Saat ini belum ada komentar