DIAGRAMKOTA.COM – Ribuan buruh pabrik rokok di Jawa Timur kembali merasakan kehadiran negara melalui penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara simbolis menyerahkan bantuan tersebut kepada 4.207 buruh di Kota Surabaya pada Jumat (4/7/2025).
Penyaluran yang dipusatkan di PT HM Sampoerna Tbk Rungkut 2 ini mencakup lima perusahaan besar di Surabaya. Tercatat, 2.592 buruh dari PT HM Sampoerna Tbk Rungkut 2 menerima bantuan, disusul 1.142 buruh dari Rungkut 1, 320 buruh dari PT Gelora Djaja, 87 buruh dari PT Pabrik Sigaret Sriwidjaja, serta 66 buruh dari PT Wismilak Inti Makmur Tbk.
Masing-masing buruh mendapatkan BLT sebesar Rp 1.325.900 yang langsung ditransfer ke rekening pribadi mereka. Mekanisme ini dipilih untuk menjamin transparansi dan efisiensi, tanpa memandang wilayah domisili para penerima.
“BLT ini bukan sekadar distribusi dana. Ini adalah wujud kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat pekerja. Kami ingin memastikan bahwa dana DBHCHT betul-betul kembali kepada mereka yang berjasa menjaga industri ini tetap hidup,” ujar Gubernur Khofifah dalam sambutannya.
Ia juga mengapresiasi sinergi lintas lembaga dan sektor dalam menyukseskan program ini. Keterlibatan pemerintah daerah, perusahaan, hingga instansi teknis seperti Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Sosial disebutnya sebagai faktor kunci dalam penyaluran bantuan yang tepat sasaran.
Lebih dari sekadar bantuan tunai, Khofifah menekankan pentingnya keberlanjutan program. Ia mendorong agar ke depan, dana DBHCHT juga dimanfaatkan untuk pelatihan keterampilan, akses layanan kesehatan, pendidikan vokasi, dan penguatan keselamatan kerja bagi buruh dan keluarganya.
“Jangan sampai bantuan ini berhenti sebagai program tahunan yang sekadar selesai dalam penyaluran tunai. Harus ada kesinambungan melalui pelatihan keterampilan, penguatan layanan kesehatan, peningkatan standar keselamatan kerja, hingga pendidikan vokasi bagi keluarga buruh,” tambahnya.
Jawa Timur, sebagai provinsi dengan kontribusi terbesar terhadap produksi tembakau nasional, memikul tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa manfaat fiskal dari industri ini kembali secara adil kepada para pekerja.
“Ini bukan hanya soal bantuan, tapi soal keadilan. Kita ingin setiap tetes keringat buruh mendapat pengakuan dan perhatian. DBH CHT harus memberi manfaat langsung, bukan hanya bagi industri, tapi bagi manusia yang menghidupi industri itu,” tegas Khofifah.
Ia juga mengajak kalangan industri untuk tidak hanya fokus pada profitabilitas, tetapi turut ambil bagian dalam menciptakan ekosistem kerja yang manusiawi dan berkelanjutan.
“Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Terima kasih kepada para buruh atas kerja kerasnya. Pemerintah akan terus hadir untuk memastikan bahwa setiap pengabdian dan kontribusi Anda mendapatkan pengakuan dan perlindungan yang layak,” pungkasnya.
Sebagai informasi, sepanjang 2025, program BLT DBHCHT ini menyasar 15.000 buruh dari 182 perusahaan rokok yang tersebar di 31 kabupaten/kota di Jawa Timur. Total anggaran yang disiapkan mencapai Rp 19,88 miliar. Bantuan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam menyeimbangkan aspek ekonomi, kesehatan, dan sosial di tengah industri tembakau yang terus berkembang.(Dk/di)