DIAGRAMKOTA.COM – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Surabaya menggelar doa bersama dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Kamis malam (26/6/2025).
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian Bulan Bung Karno 2025, sekaligus menjadi pengingat ideologis dan spiritual bagi seluruh kader untuk kembali pada jati diri perjuangan partai.
Selain ratusan kader, acara yang berlangsung di kantor DPC PDIP Kota Surabaya ini juga dihadiri oleh jajaran pengurus DPC, Fraksi PDIP DPRD Kota Surabaya, serta tokoh masyarakat. Suasana penuh kekhidmatan menyelimuti seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari pembacaan doa hingga tausiyah yang diakhiri dengan doa khusus untuk Bung Karno dan para tokoh partai yang telah wafat.
Dalam sambutannya, Plt Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, Yordan M. Batara Goa, menegaskan bahwa peringatan 1 Muharram bukan hanya momen keagamaan, melainkan juga sarana peneguhan kembali semangat ideologis partai dalam mensejahterakan rakyat.
“Peringatan satu Muharram ini bukan sekadar seremoni. Ini saatnya kita mempertebal ketakwaan dan memperkuat kembali semangat pengabdian. Kita doakan Bung Karno, para pendahulu kita, sekaligus mengingatkan diri bahwa kita belum selesai dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat,” tegas Yordan.
Ia menyampaikan bahwa ketakwaan sejati bukan hanya soal ibadah personal, tapi juga tanggung jawab sosial kader partai dalam memberi dampak nyata kepada masyarakat.
“Ketakwaan bukan cuma urusan kita dengan Tuhan. Tapi juga sejauh mana kita membawa manfaat untuk sesama. Kalau kita kader partai, maka tanggung jawab itu makin besar: hadir, menyapa, dan memperjuangkan rakyat,” lanjutnya.
Yordan juga menegaskan kembali makna tema Bulan Bung Karno 2025: “Kembalilah kepada Sumbermu.” Menurutnya, sumber utama dari perjuangan PDI Perjuangan adalah rakyat. Maka setiap kader harus bercermin: apakah langkah perjuangannya sudah benar-benar berpihak pada rakyat.
“Sumber kita adalah rakyat. Jangan merasa hebat kalau rakyat belum sejahtera. Jangan merasa banyak bergerak, kalau gerakan itu belum menjawab kebutuhan rakyat. Kader sejati adalah yang tak pernah lupa untuk kembali ke rakyat,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa momen ini menjadi pengingat bagi seluruh kader untuk tetap satu barisan dalam menjalankan garis perjuangan partai dan arahan Ketua Umum.
“Kita harus tegak lurus pada garis perjuangan partai dan tunduk pada keputusan Ketua Umum. Politik bukan soal ego dan ambisi. Politik adalah pengabdian. Dan kita di PDI Perjuangan sudah diajarkan itu oleh Bung Karno sejak awal,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan tausiyah dan doa oleh Ustadz Hamid, yang secara khusus memanjatkan doa bagi arwah Bung Karno, para tokoh bangsa, serta mendoakan keberkahan dan kesuksesan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dalam memimpin partai di tengah dinamika politik nasional. ***