Pemotongan Hewan Kurban di RPH Surabaya Terus Meningkat, Distribusi Daging Cepat dan Efisien

DIAGRAMKOTA.COM — Direktur Utama Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Surabaya, Fajar A. Isnugroho, melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah hewan kurban yang dipotong di fasilitas RPH milik Pemkot pada Idul Adha 1446 Hijriah.

“Alhamdulillah, tahun ini untuk jasa potong hewan kurban itu ada peningkatan. Tahun lalu 2024 kami menerima 172 pemotongan, dan data terakhir yang saya lihat hari ini sudah mencapai 189 ekor sapi,” jelas Fajar saat ditemui di sela aktivitas pemotongan hewan kurban, Jumat (6/6).

Fajar menyebut, angka tersebut kemungkinan masih akan bertambah karena pemotongan masih terus dilakukan hingga akhir hari tasyrik, yaitu Senin (9/6). Ia memprediksi total pemotongan tahun ini bisa menembus angka 190-an ekor, jika slot yang tersisa di hari Minggu dan Senin terisi penuh.

Di sisi lain, Fajar juga mencatat penurunan pada penjualan sapi kurban melalui RPH dibandingkan tahun lalu.

“Penjualan sapi melalui RPH saat ini tercatat sekitar 75 ekor, turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 137 ekor,” ujarnya.

Meski demikian, Fajar menilai kondisi ini tetap positif karena menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melakukan pemotongan di tempat yang higienis dan aman semakin tinggi.

“Artinya apa? Kesadaran masyarakat untuk memotongkan hewan kurban di RPH semakin meningkat. Mungkin karena faktor kebersihan, adanya gangguan lingkungan, dan keterbatasan tempat pencucian jerohan di rumah masing-masing, jadi orang merasa lebih aman dan nyaman di RPH,” tambahnya.

Faktor lain yang menurutnya turut mendorong peningkatan jasa potong di RPH adalah waktu pelaksanaan Idul Adha yang bertepatan dengan hari Jumat.

“Biasanya hari Jumat itu membuat pemotongan jadi repot kalau dilakukan sendiri. Makanya masyarakat lebih memilih ke RPH. Kita targetkan sehari bisa 70 ekor. Hari ini kita potong 50 ekor, artinya sudah cukup bagus,” kata Fajar.

RPH Kota Surabaya, lanjut Fajar, juga mengupayakan distribusi daging kurban ke masyarakat bisa dilakukan dengan cepat dan efisien.

“Pemotongan kami maksimalkan agar sebelum Maghrib, daging sudah sampai ke masyarakat dan bisa segera dinikmati,” pungkasnya.

Meski penurunan penjualan sapi terjadi, Fajar melihat tren ini lebih sebagai fluktuasi biasa.

“Penjualan itu memang fluktuatif. Tahun lalu mungkin karena momen politik, pesanan sapi tinggi. Tahun ini memang sedikit turun, tapi jasa potong naik. Artinya, daya beli masyarakat masih ada, mereka tetap berkurban,” tandasnya.