Jelang Musda DPD Golkar Jatim, Bahlil Sambangi Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat

DIAGRAMKOTA.COM — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menyambangi pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat, KH. Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali), pada Sabtu (10/5). Kunjungan ini dilakukan menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Golkar Jawa Timur.

Dalam kunjungan tersebut, Bahlil turut didampingi oleh sejumlah pejabat negara dan kader Partai Golkar. Di antaranya, Menteri Komunikasi Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Dukbangga) Wihaji, serta Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri.

Tampak pula hadir Sekretaris Jenderal DPP Golkar Sarmuji, Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir, Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi Golkar Mukhamad Misbakhun, dan Ketua DPP Golkar Bidang Organisasi Yahya Zaini.

“Kami memulai Musda Golkar di Jawa Timur ini dengan bersilaturahmi ke Gus Ali. Ini adalah bagian dari upaya kami mengembalikan tradisi lama. Golkar ini besar karena punya hubungan historis yang panjang dengan para tokoh agama, para kiai, dan para santri,” ujar Bahlil.

Bahlil dan Gus Ali saat berbincang di rumah Gus ali.

Menurut Bahlil, tradisi menjalin komunikasi dengan kalangan pesantren menjadi fondasi penting bagi Golkar dalam membangun hubungan yang erat dengan masyarakat, terutama di basis Nahdliyin seperti Jawa Timur.

Ia juga menuturkan kedekatannya secara pribadi dengan keluarga besar Gus Ali. Bahlil menyebut Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor), yang merupakan putra Gus Ali, sebagai sahabat dan juniornya saat berproses di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

“Gus Muhdlor adalah sahabat saya, junior saya di HIPMI. Gus Yani, Bupati Gresik, juga junior saya. Maka kami datang ke rumah orang tua mereka langsung,” ujarnya.

Bahlil menambahkan, tradisi di HIPMI adalah saling mendukung dan mendorong satu sama lain untuk terus tumbuh di berbagai bidang, termasuk politik dan pemerintahan.

Kunjungan ini menjadi sinyal kuat bahwa Partai Golkar ingin kembali merajut kedekatan dengan kalangan pesantren di Jawa Timur, sekaligus memperlihatkan kesolidan internal partai dalam menghadapi agenda politik ke depan.(Dk/di)