Jembatan Tak Layak Kwatu–Tarik Terancam Bahaya, Warga Minta Perbaikan Sebelum Ada Korban

DAERAH209 Dilihat

DIAGRAMKOTA.COM – Jembatan penghubung antara Desa Kwatu, Kabupaten Mojokerto, dan Desa Tarik Kidul, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo kini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Infrastruktur tua yang menjadi akses vital antar kabupaten ini dinilai tak layak dilintasi dan membahayakan keselamatan pengguna jalan.

Sejumlah kerusakan terlihat jelas, mulai dari besi pagar pembatas yang sudah keropos termakan usia hingga besi penyangga utama yang mengalami pelapukan. Salah satu sisi pagar pembatas bahkan telah jebol sejak tiga bulan terakhir dan belum juga diperbaiki. Minimnya penerangan jalan juga semakin memperburuk situasi, terutama saat malam hari.

Sokip, seorang supeltas yang setiap hari berjaga di sekitar jembatan tersebut, menyampaikan bahwa jembatan ini sudah ada sejak masa kolonial Belanda. “Usia pagar pembatas sekitar 35 tahun. Besi-besinya sudah kropos, bahkan bisa dibilang jembatan ini tak layak dilewati. Pagar pembatasnya jebol sebelah sejak tiga bulan lalu dan belum juga diperbaiki. Kami khawatir kalau dibiarkan terus akan menimbulkan korban jiwa,” ujarnya, rabo (30/4/2025).

Ia juga mengeluhkan penerangan yang sangat minim. “Kalau malam hari kondisinya remang-remang, sangat membahayakan pengguna jalan. Saya sudah mengusulkan agar dipasang lampu penerangan di sekitar jembatan agar lebih aman,” katanya.

Camat Tarik, Hary Subagio, membenarkan kondisi jembatan yang memerlukan perhatian segera. Ia menyatakan bahwa jembatan penghubung di Tarik Kidul tersebut akan direhabilitasi dalam waktu dekat. “Kami sudah bertemu dengan konsultan dari Dinas PU. Rehabilitasi jembatan ini masuk dalam program tahun ini, dan pelaksanaannya diperkirakan usai Hari Raya Idul Adha,” jelasnya.

Menurut Hary, proses rehabilitasi ini sepenuhnya merupakan wewenang Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang terkait. Ia berharap proyek ini bisa segera berjalan agar aktivitas masyarakat dan keselamatan pengguna jalan bisa lebih terjamin.

Kondisi ini mencerminkan bagaimana wilayah Sidoarjo bagian barat (Sibar), yang jauh dari pusat kota, masih minim perhatian infrastruktur. Padahal, daerah seperti Tarik, Balongbendo, hingga Krian merupakan jalur strategis yang padat aktivitas warga dan kerap dilalui kendaraan antar daerah.

Masyarakat pun mendesak agar dinas terkait segera menindaklanjuti dan mempercepat proses perbaikan. Mengingat jembatan ini setiap harinya dilalui oleh ratusan warga, pelajar, serta kendaraan roda dua dan empat, keselamatan publik tidak boleh diabaikan.(Dk/di)

Share and Enjoy !