DIAGRAMKOTA.COM – Sebanyak 49 peserta disabilitas dari berbagai daerah mendaftar pada skema penerimaan khusus disabilitas jalur Mandiri Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Pendaftaran jalur ini telah ditutup pada 14 Juli 2024 lalu.
Para pendaftar menjalani seleksi berupa tes wawancara secara luring di Ruang Pertemuan, lantai 1 Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK), Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya pada Rabu, 19 Juni 2024.
Proses seleksi ini ditinjau langsung oleh Dr. Martadi, M.Sn., Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Pengembangan, Kerja Sama, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi UNESA, yang memastikan kelancaran seleksi.
Kasubdit Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa UNESA, Dr. Sukarmin, M.Pd., menjelaskan bahwa peserta jalur disabilitas menjalani seleksi wawancara bersama tim UNESA yang terdiri dari berbagai unsur, yaitu tim psikologi, tim akademik, dan tim layanan disabilitas.
“Antusiasme peserta disabilitas untuk kuliah di UNESA cukup tinggi. Mereka ada yang penyandang tunadaksa, tunagrahita, tunanetra, dan tunarungu. Mereka mendaftar di berbagai program studi yang ditawarkan UNESA,” ucapnya.
Tim seleksi tersebut mengukur sejumlah aspek, seperti kemampuan akademik peserta dan prediksi kemampuan untuk mengikuti perkuliahan sesuai prodi yang dipilih, motivasi untuk studi, ketahanan menjalani perkuliahan, serta potensi yang dimiliki dan yang akan dikembangkan selama kuliah.
Ditambahkan oleh Sukarmin, seleksi jalur ini disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta berdasarkan jenis disabilitasnya. Oleh karena itu, di lokasi seleksi disiapkan tim pendamping dan sejumlah alat bantu komunikasi yang dibutuhkan.
Hasil seleksi jalur disabilitas sudah diumumkan pada Sabtu, 22 Juni 2024. Dari 49 pendaftar, sebanyak 29 peserta dinyatakan lolos.
Wakil Rektor IV UNESA mengatakan bahwa semangat UNESA membuka jalur disabilitas adalah untuk memberi kesempatan kepada penyandang disabilitas yang memiliki semangat tinggi dan potensi untuk studi lanjut di perguruan tinggi.
“Ketika adik-adik kita yang disabilitas ini diberi kesempatan belajar di perguruan tinggi, kami yakin, mereka akan mampu berinovasi untuk menangani permasalahan riil yang dihadapi para disabilitas dengan tepat,” ujarnya.
Sebagaimana pesan rektor UNESA, lanjutnya, bagi peserta yang lolos jalur disabilitas di UNESA bebas uang kuliah tunggal atau UKT dan SPI (sumbangan pengembangan institusi). Dengan kata lain, peserta yang lolos jalur disabilitas tidak dibebankan biaya UKT dan SPI alias kuliah gratis.
“Dengan kebijakan ini kami harap para calon mahasiswa baru disabilitas semakin semangat untuk belajar dan mengembangkan potensinya bersama UNESA,” tandasnya. (dk/nw)