Badan Pusat Statistik: Penyebab Inflasi Tinggi di Kabupaten Tabanan Provinsi Bali

EKONOMI1476 Dilihat

Diagram Kota Denpasar – Kabupaten Tabanan di Bali mengalami inflasi tertinggi di antara empat kabupaten/kota lainnya di Pulau Dewata. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Tabanan mencapai 0,68 persen pada bulan Februari 2024.

Kepala BPS Bali, Endang Retno Sri Subiyandani menyampaikan, hal ini menjadi perhatian karena Tabanan merupakan lumbung padi Bali. Selain Tabanan, inflasi juga terjadi di Denpasar, Badung, dan Singaraja, dengan beras menjadi komoditas pemicu utama inflasi.

“Inflasi di Tabanan disebabkan oleh tingginya harga beras, bahwa masalah ini juga terjadi di Denpasar, Badung, dan Singaraja. Namun, inflasi di Singaraja lebih rendah dibandingkan dengan Tabanan,” kata Endang kepada wartawan, Jumat (1/3/2024).

Endang mengemukakan bahwa salah satu faktor penyebab inflasi tinggi di Tabanan adalah kelangkaan beras. Beberapa lokasi di Tabanan bahkan mengalami penipisan stok beras.

“Selain itu faktor lain yang berkontribusi terhadap inflasi adalah keterlambatan panen, yang menyebabkan kelangkaan beras lebih lama dari biasanya,” jelasnya.

BPS Bali mencatat bahwa beras memberikan andil tertinggi terhadap inflasi di Bali pada bulan Februari 2024. Dari total inflasi sebesar 0,61 persen, beras menyumbang sebesar 0,39 persen.

Tidak hanya pada bulan Februari, inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga beras juga terjadi sepanjang tahun di Bali. BPS Bali mencatat bahwa beras memberikan andil tertinggi terhadap inflasi sebesar 0,87 persen secara tahunan.

“Selain beras, komoditas lain yang memberikan andil signifikan terhadap inflasi adalah tomat, cabai merah, daging ayam ras, dan daging babi,” kata Endang.

Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali, , I Wayan Serinah mengonfirmasi kondisi ini. Ia juga mengakui bahwa faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga beras adalah penurunan produksi sejak Januari.

Menurutnya, kondisi inflasi tinggi di Kabupaten Tabanan, Bali, perlu menjadi perhatian serius. Langkah-langkah perlu diambil untuk mengatasi kelangkaan beras dan meningkatkan produksi padi di daerah ini.

“Selain itu, perlu juga dilakukan pengawasan yang ketat terhadap harga beras agar tidak terjadi penyalahgunaan yang merugikan masyarakat,” kata , I Wayan Serinah.

Wayan Serinah juga menyebut kondisi El Nino yang menyebabkan  harga beras naik secara nasional, sehingga Pemprov Bali turut mengintervensi melalui komunikasi dengan stakeholder bidang pangan. Semoga bulan Maret ini membaik.

“Tetapi untuk beras memang dipastikan stok cukup baik dari gudang-gudang milik masyarakat di Bali maupun dari Bulog. Bulog juga sudah menyiapkan dan dari stok Bulog juga cukup termasuk juga dilakukan pasar-pasar murah. Mudah-mudahan nanti tidak terjadi gagal panen,” pungkas Serinah.(dk/niluh ishanori)

Share and Enjoy !