Warga Sidoarjo Tuntut Ponpes Ditutup Setelah Diduga Pengasuh Melakukan Pencabulan

DAERAH980 Dilihat

Diagram Kota SidoarjoWarga Dusun Ngemplak RT 20, RW 5 Desa Pagerwojo, Buduran, Sidoarjo melakukan aksi protes dengan memasang spanduk di depan Pondok Pesantren Al-Mahdiy pada Kamis (20/6/2024) petang.

Spanduk tersebut bertuliskan “Mafia Berkedok Yayasan Ponpes. Awas Ada Predator di Ponpes Al-Mahdiy, Tidak Ada Kata Damai Untuk Tindak Asusila, Usir Pengasuh Ponpes Al-Mahdiy dari Desa Pagerwojo.”

Aksi ini dilakukan sebagai respons kekesalan warga terhadap oknum pengasuh Pondok Pesantren Al-Mahdiy yang diduga telah melakukan tindakan pencabulan terhadap santrinya.

Budi Setiawan, Ketua RT 20, RW 5 Desa Pagerwojo mengatakan bahwa aksi protes ini dilakukan spontan sebagai bentuk kekesalan warga terhadap pengasuh ponpes. Sejumlah spanduk tuntutan juga dipasang oleh warga yang meminta ponpes ini ditutup.

Baca Juga :  Reklamasi Pantai Ria Kenjeran dan Bayangan Kontroversi ala PIK 2

Laporan dari salah satu orang tua korban mengungkapkan bahwa anaknya pernah menjadi korban pencabulan yang diduga dilakukan oleh pengasuh ponpes. Aksi protes ini bertujuan untuk menuntut ponpes ditutup dan pengasuhnya diusir dari desa.

Pada saat protes, sejumlah personel dari Polsek Buduran hadir untuk mengawasi situasi. Aksi protes ini menunjukkan kekecewaan warga terhadap pengasuh ponpes dan kebutuhan akan tindakan yang lebih lanjut untuk melindungi anak-anak dari ancaman potensial.

Kasus pencabulan yang diduga dilakukan oleh oknum pengasuh Ponpes Al-Mahdiy di Sidoarjo ini telah meningkatkan ketegangan di masyarakat selama kurang lebih 6 bulan terakhir.

Meskipun kasus tersebut sudah dilaporkan ke Unit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo, pengasuh Ponpes belum diadili. Ketidakadilan ini telah membuat warga merasa kecewa dan akhirnya melakukan aksi dengan menempelkan banner di depan ponpes.

Baca Juga :  Respons Cepat! Perumda Delta Tirta Salurkan 15.000 Liter Air Bersih untuk Warga Terdampak Banjir di Candi

“Anehnya, kasus ini sudah 6 bulan yang lalu tapi pengasuh Ponpes tak kunjung diadili. Sehingga warga merasa resah, akhirnya melakukan aksi pasang banner ini,” kata Budi.

Namun, Budi tidak tahu secara pasti tindakan pencabulan yang diduga dilakukan oleh pengasuh Ponpes tersebut terhadap santrinya.

“Tindakan pencabulannya saya tidak paham, tapi dari cerita warga dan orang tua korban, pengasuh Ponpes itu telah melakukan pencabulan,” kata Budi.

Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Agus Sobarnapraja mengatakan bahwa pihaknya memang menangani kasus asusila yang melibatkan pengasuh Ponpes Al-Mahdiy. Agus mengatakan kasus itu tengah berproses.

Sementara diagramkota.com telah mencoba menghubungi pihak ponpes untuk meminta izin konfirmasi ke area mereka, tetapi pihaknya tidak mengizinkan. (dk/akha)

Baca Juga :  Forwas dan Mahasiswa Unusida Bahas Solusi Sampah di Sidoarjo

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *