Tradisi Grebeg Besar Perpaduan Pelestarian dan Inovasi di Keraton Kasunanan Surakarta

BUDAYA773 Dilihat

Diagram Kota Solo – Tradisi Grebeg Besar, sebuah perayaan tahunan yang diselenggarakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta, kembali digelar pada Selasa (18/6/2024) dalam rangka memperingati Idul Adha 1445 Hijriah.

Acara ini merupakan wujud syukur kepada Allah SWT atas segala berkah, rahmat, hidayah, dan inayah yang telah diberikan. Tahun ini, Grebeg Besar tidak hanya menjadi momen pelestarian tradisi, tetapi juga dipadukan dengan pengembangan dan inovasi.

Hal ini terlihat dari atraksi budaya yang ditampilkan, seperti prosesi, prajurit, dan iring-iringan dari Keraton Surakarta menuju Masjid Agung.

Ada dua gunungan, yaitu Jaler (pria) dan Estri (wanita), yang berisi pala kependem, pala kesimpar, dan pala gumantung. Gunungan ini melambangkan kesuburan dan diarak dari Keraton menuju Masjid Agung untuk kemudian didoakan dan diperebutkan oleh masyarakat umum.

Baca Juga :  HUT Ke-65, DPD PEPABRI Jatim Gelar Wayang Kulit

Pengageng Parentah Keraton Surakarta KGPH Dipokusumo menjelaskan bahwa Grebeg Besar merupakan tradisi yang telah berlangsung sejak era Demak dan telah ditetapkan sebagai warisan cagar budaya tak benda garda peringkat nasional.

“Grebeg sudah dilaksanakan sejak era Demak, sampai sekarang dan telah ditetapkan sebagai warisan cagar budaya tak benda garda peringkat nasional,” ujar KGPH Dipokusumo kepada wartawan, Selasa (18/6/2024).

Keberadaan Grebeg Besar tidak hanya sebagai tradisi, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkenalkan budaya Jawa kepada generasi muda.

Pantauan diagramkota.com, acara sangat meriah hal ini terlihat dari antusiasme wisatawan seperti Azkia (34) yang sengaja datang dari Surabaya untuk mengikuti acara ini.

“Kebetulan masih ada libur, teman saya kemarin lihat di Instagram ada acara itu, betangkatlah sekalian ke Yogya tengok teman kuliah dulu,” kata Azkia tersenyum.

Baca Juga :  HUT Ke-65, DPD PEPABRI Jatim Gelar Wayang Kulit

Azkia berharap bahwa tradisi dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman. Dengan memadukan pelestarian dan inovasi, tradisi ini diharapkan dapat terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. (dk/aden)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *