Luhut Binsar Pandjaitan Membangun Family Office di Bali untuk Menarik Kekayaan Asing ‘Jangan Dipajaki’

EKONOMI853 Dilihat

Diagram Kota Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan baru-baru ini mengumumkan rencana untuk membangun family office di Bali, yang bertujuan untuk menarik kekayaan asing ke Indonesia.

Dalam sebuah rapat kerja bersama Dewan Perwakilan Rakyat, Luhut mengatakan bahwa tujuan dari family office ini adalah untuk membuat Bali menjadi alternatif untuk orang kaya di seluruh dunia untuk menyimpan kekayaan mereka tanpa dipajaki, seperti yang mereka lakukan di Singapura, Hong Kong, dan Abu Dhabi.

Menurut Luhut, kalau dia investasi dari duitnya, lapangan kerja kita jadi banyak, yang penting duitnya di Indonesia. Karena kalau duitnya di Indonesia, memperkuat cadangan devisa.

“Itu saya kira membuat tingkat kepercayaan dunia semakin baik kepada Indonesia,” jelas Luhut kepada awak media usai menghadiri Rapat Kerja bersama DPR dikutip diagramkota.com, Jumat (7/6/2024).

Baca Juga :  Pegadaian Dorong Ekonomi Sirkular melalui Forum Bank Sampah Nasional

Luhut percaya bahwa dengan menarik kekayaan asing ke Indonesia, mereka dapat meningkatkan tingkat kepercayaan dunia terhadap negara tersebut.

Selain itu, mereka juga dapat memperkuat cadangan devisa dan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Luhut juga mengatakan bahwa dengan memiliki family office di Bali, mereka dapat menarik lebih banyak investasi ke Indonesia dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Proyek ini diharapkan menjadi peluang besar bagi Bali dan Indonesia secara keseluruhan. Dengan menarik kekayaan asing, negara tersebut dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global.

Dan akan menjadi pusat keuangan dan investasi yang lebih signifikan. Ini juga dapat membantu mengurangi ketegangan fiskal dan meningkatkan stabilitas ekonomi.

Ia memberikan studi kasus di Singapura yang memiliki sekitar 1.500 family office. Berdasarkan diskusi Luhut dengan beberapa konsultan, jumlah family office tersebut mampu menampung dan mengelola sekitar 1,6 triliun dollar Amerika Serikat (AS).

Baca Juga :  TMMS Perpanjang Kontrak dengan Aquila Group, Siap IPO di 2025

“Jadi, bisa bayangkan, kalau kita bisa dapat (menampung uang dari para orang kaya asing) awal-awal 100 – 200 miliar dollar AS bagus, enggak ada ruginya,” imbuhnya.

Menurut Luhut, rencana ini akan disampaikan ke Presiden Joko Widodo pada minggu depan, lalu setelahnya diajukan ke DPR. Secara simultan.

Ia mengaku telah berkomunikasi dengan para orang kaya dari luar negeri yang tertarik menyimpan uangnya di Indonesia melalui skema family office.

Pada kesempatan berbeda, Managing Director TaxPrime Muhamad Fajar Putranto berpandangan bahwa konsep family office mampu mengakomodasi kebutuhan high wealth individual (HWI), khususnya dalam mentransformasi struktural penempatan dana dari luar negeri ke dalam negeri.

Baca Juga :  TMMS Perpanjang Kontrak dengan Aquila Group, Siap IPO di 2025

Pasalnya, tidak menutup kemungkinan HWI yang merupakan pemilik perusahaan keluarga memikirkan aggressive tax planning demi keberlangsungan aset keluarga dan perusahaan.

Di satu sisi, Fajar optimistis memandang lanskap perpajakan Indonesia dengan adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Ciptaker) telah menciptakan peluang yang bagus bagi HWI menempatkan dananya di Indonesia.

Untuk itu, TaxPrime ekspansi pelayanannya untuk memberikan advice kepada para HWI tentang structure apa yang ramah pajak, lalu saat perusahaan diteruskan ke anak-cucu akan lebih mudah.

“Ditambah dengan berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah serta perbaikan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) saat ini, maka sudah seyogianya HWI lebih memilih menempatkan dananya di dalam negeri,” ungkap Fajar. (dk/ria)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *