DIAGRAMKOTA.COM – Layar running text di loker pengaduan masyarakat Kejaksaan Agung diretas oleh oknum tak dikenal setelah gemparnya peristiwa penguntitan terhadap Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampitsus).
Pihak Kejaksaan Agung menyatakan tidak gentar meski pengamanan di lingkungan Kejaksaan Agung kini ditingkatkan.
Peretasan ini menampilkan tulisan “Maaf aku hack,” dan dikonfirmasi oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana. Ketut mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama Kejaksaan Agung mengalami peretasan.
“Kejaksaan Agung belum akan mengambil langkah untuk mengejar pelaku. Langkah yang diambil saat ini baru mematikan running text tersebut,” ujar Ketut.
Peristiwa ini terjadi setelah penguntitan terhadap Jampitsus Kejaksaan Agung, Febri Adriansyah. Pada pekan lalu, seorang anggota Densus 88 Polda diciduk di sebuah restoran makanan Prancis di Cipete, Jakarta Selatan, saat membuntuti Jampitsus.
Anggota Densus tersebut berinisial IM dan berpangkat Bribda, diduga menyamar sebagai karyawan BUMN dengan nama inisial HRM.
Informasi menyebutkan, IM menjalankan misi bersama lima orang lainnya yang dipimpin seorang perwira menengah kepolisian. Namun, hanya IM yang berhasil diamankan oleh pengawal Jampitsus.
Sejak Senin, 20 Mei 2024, Kejaksaan Agung disambangi rombongan kendaraan taktis lengkap dengan motor trail dan senjata laras panjang yang berhenti cukup lama di depan gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan.
“Beberapa kali mereka menggeber-geber hingga membuat petugas pengamanan dalam menutup gerbang,” tambah Ketut.
Peristiwa serupa terjadi keesokan harinya, Selasa, 21 Mei 2024, ketika empat kendaraan hitam yang diduga milik Brimob berhenti di depan gerbang Kejaksaan Agung sekitar pukul 22.40 WIB dan membunyikan strobo beberapa kali. Petugas polisi militer yang parkir di dalam gerbang segera maju keluar.
Pada Selasa malam yang sama, terjadi pula kejadian lain yang tidak biasa. Sekitar pukul 19.00 WIB, beberapa petugas pengamanan gedung Kartika Kejaksaan Agung bergegas menuju lapangan di depannya setelah melihat sebuah drone melintas. Tim penembak drone kemudian disiagakan.
Selain itu, beberapa petugas pengamanan dalam Kejaksaan Agung yang berjaga di gerbang belakang atau di Jalan Bulungan sudah mengenakan rompi anti peluru. Dua mobil polisi militer juga terparkir di depan gerbang sisi dalam.
Pengamanan di komplek Kejaksaan Agung diperketat dengan tambahan personel dari berbagai kesatuan militer, termasuk personel marinir dan Polsek Kebayoran Baru.
“Peningkatan pengamanan dilakukan sebagai respons atas kekhawatiran dan ancaman pasca peristiwa penguntitan Jampitsus,” ungkap akun Instagram Puspom TNI pada Sabtu, 25 Mei 2024.
Peningkatan pengamanan dipimpin oleh Lettu Pom Andri, meliputi pemeriksaan kendaraan dan pengawasan individu yang keluar masuk Kejaksaan Agung.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen R. Nugraha Gumilar, mengakui bahwa pengamanan ini dilakukan berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kejaksaan Agung dan TNI.
Dalam MoU tersebut, disebutkan bahwa TNI memberikan dukungan dalam tugas dan fungsi Kejaksaan, termasuk penugasan prajurit TNI di lingkungan Kejaksaan.
Mayjen Gumilar menyebut pengamanan oleh POM TNI telah dilakukan jauh sebelumnya untuk mendukung kegiatan penegakan hukum. (dk/red)