Diagram Kota Surabaya – Penggunaan pewangi ruangan semakin marak ditemukan di mana-mana meski mengandung senyawa kimia yang berbahaya. Potensi bahaya dari pewangi ruangan nampaknya masih luput dari perhatian pemerintah.
Belum banyak penelitian di dalam negeri yang menguak pengaruh jangka panjang pewangi ruangan di Indonesia terhadap kesehatan.
Pakar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) dr Arief Bakhtiar SpP(K) FAPSR, menguraikan hasil penelitian yang menggunakan tikus sebagai objek.
Hasilnya, paparan pewangi ruangan dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan negatif pada jaringan saluran napas, khususnya pada selaput lendir.
“Paparan pewangi ruangan menimbulkan dampak negatif pada perubahan jaringan saluran pernafasan, terutama pada selaput lendir,” kata dr Arief Bakhtiar dikutip diagramkota.com, Minggu (3/3/2024).
Menurutnya, dampak paparan pewangi ruangan cair pada perubahan histologi selaput lendir hidung lebih parah jika dibandingkan dengan paparan pewangi ruangan dalam bentuk gel.
“Sementara itu, paparan pewangi ruangan gel memiliki dampak yang lebih buruk terhadap perubahan histologi jaringan paru jika dibandingkan dengan paparan pewangi ruangan cair,” imbuhnya.
Arief juga mengutip Multiple Chemical Sensitivity (MCS) tahun 2005 yang menyebutkan bahwa pengharum ruangan dapat bekerja melalui beberapa cara.
Termasuk mencakup kemampuan saraf pembau, melapisi hidung dengan zat berminyak tak terdeteksi, menutupi bau dengan aroma lain, dan mengubah komposisi bau yang tidak menyenangkan.
Alumni FK UNAIR itu menjelaskan prinsip dasar dari pewangi ruangan adalah ketika bahan kimia di dalamnya berinteraksi dengan saluran pernafasan. Itu akan menimbulkan respon peradangan atau inflamasi.
“Prinsip dasar pewangi ruangan ketika berinteraksi dengan saluran napas, maka akan menimbulkan respon peradangan atau inflamasi yang jika berlangsung secara lama dan terus menerus maka akan menimbulkan dampak yang tidak baik,” jelas dr Arief Bakhtiar.
Lebih lanjut dr Arief menjelaskan, pajanan bahan kimia yang berbahaya dalam pewangi ruangan dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata dan tenggorokan, alergi, dan bahkan masalah kesehatan yang lebih serius seperti asma dan kanker,” jelasnya.
Bukan hanya pada kamar tidur, penggunaan pewangi ruangan yang berlebihan di ruangan kantor juga dapat berdampak negatif terhadap karyawan perusahaan.
Karyawan yang terpapar pewangi ruangan dalam jangka panjang dapat mengalami gangguan kesehatan yang berdampak pada produktivitas kerja.
“Selain itu, perusahaan juga dapat menghadapi risiko hukum jika terbukti menggunakan pewangi ruangan yang mengandung senyawa kimia berbahaya tanpa memperhatikan kesehatan karyawan, terangnya.
Dalam menghadapi bahaya penggunaan pewangi ruangan, penting bagi perusahaan maupun rumah tangga untuk mempertimbangkan penggunaan alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Penggunaan pewangi alami untuk ruangan baik kamar tidur maupun tempat kerja, seperti minyak esensial, dapat menjadi pilihan yang lebih baik karena tidak mengandung senyawa kimia berbahaya.
“Oleh karena itu, penting bagi perusahaan maupun rumah tangga untuk mempertimbangkan penggunaan alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan,” pungkas dr Arief Bakhtiar. (dk/akha)