Diagram Kota Surabaya (ꦢꦶꦪꦒꦿꦩ꧀ꦏꦺꦴꦠꦱꦸꦫꦧꦪ) – Tokoh penggerak budaya Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) A. Hermas Thony, yang keseharian menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) bersama Ketua Begandring Soerabaia (ꦧꦺꦒꦤ꧀ꦢꦿꦶꦁꦱꦺꦴꦮꦺꦫꦧꦲꦶꦪ) Nanang Purwono memberikan apresiasi, berupa Piagam Penghargaan, kepada lembaga pengguna dan pelestari khasanah literasi Jawa.
Untuk sementara ada tiga lembaga penerima penghargaan. Mereka adalah Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ), Majalah Bahasa Jawa Panjebar Semangat, yang didirikan oleh dr Soetomo 90 tahun lalu, serta majalah bahasa Jawa Jayabaya. Pada senin 11 September 2023, penghargaan itu diberikan kepada Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) dan Panyebar Semangat.
“Ada satu lagi yang berhak atas penghargaan itu karena perannya di bidang literasi Jawa. Yaitu Jayabaya”, kata Thony ketika menuju ke Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ).
Penghargaan pertama diberikan kepada Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ). Thony, yang datang bersama Nanang, diterima langsung oleh Direktur Utama Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ), Drs. EC. Goetomo, yang ditemani oleh Direktur Operasional Adi Saptono.
Kepada Goetomo, Thony menjelaskan maksud dan tujuan memberikan penghargaan ini. Menurut Thony, tokoh penggerak budaya Surabaya, bahwa manajemen Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) adalah satu satunya mall moderen di Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) yang masih mau menjaga dan melestarikan nilai nilai dan khasanah kebudayaan Jawa, utamanya literasi Jawa.
Penghargaan ini diberikan dan dikeluarkan dalam rangkaian peringatan Hari Aksara (Literasi) Internasional yang diperingati setiap 8 September.
“Di tengah tengah modernisasi sosial dan budaya, mal Plaza Surabaya ini masih mau melestarikan budaya Jawa. Ini luar biasa. Saya terharu dan bangga karena mal Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) berani bersikap dan berbuat di tengah gencarnya modernisasi,” terang Thony yang semakin lama suaranya tersendat sendat dan tak bersuara menahan haru.
Selanjutnya Ketua Begandring Soerabaia (ꦧꦺꦒꦤ꧀ꦢꦿꦶꦁꦱꦺꦴꦮꦺꦫꦧꦲꦶꦪ), Nanang Purwono, menjelaskan bahwa Begandring, selama seminggu menjelang peringatan Hari Aksara Internasional (8 September) melakukan pengamatan lapangan atas penggunaan literasi Jawa di mal Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ).
Didapati bahwa di lingkungan Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) terhias bahasa Jawa dalam bentuk informasi publik ditempat tempat umum yang bertulis “Sugeng Rawuh”, “Sugeng Tindak”, “Lawang Wetan”, “Lawang Lor” dan “Monggo Munggah”. Sementara di dalam mal masih agar gambar gambar dan hiasan yang berbau Jawa seperti gambar Rama Shinta serta gunungan wayang.
Dalam kesempatan itu, Begandring mengusulkan kepada Goetomo untuk menambah kuatnya literasi Jawa sebagai bagian dari budaya literasi Jawa. Yaitu mengusulkan penambahan penggunaan aksara Jawa pada bahasa Jawa yang sudah dipakainya.
Menurut Goetomo, penggunaan literasi Jawa menjadi identitas dan komitmen perusahaan dalam pelestarian kebudayaan Jawa di tengah perubahan zaman dan modernisasi. Goetomo berterima kasih kepada Begandring atas dukungannya kepada mal Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) dalam pelestarian budaya (literasi) Jawa di Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ).
Selain kepada Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ), Begandring pada hari itu juga memberikan penghargaan kepada majalah berbahasa Jawa, Panyebar Semangat yang beralamat di jalan Gedung Nasional Indonesia (GNI), Bubutan, Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ). Penghargaan atas penggunaan dan pelestarian literasi Jawa diberikan pada siang hari.
Kebetulan Senin, 11 September 2023 adalah perayaan HUT ke 90 majalah Panyebar Semangat yang sebenarnya jatuh pada 2 September. Di usia 90 tahun, Panyebar Semangat terus konsisten menggunakan bahasa dan aksara Jawa. Ia tidak goyah meski persaingan media semakin kuat dan ketat. Perubahan tekhnologi juga tidak menggoyahkan Panjebar Semangat. Panyebar Semangat terus konsisten melestarikan budaya Jawa.
Karena pertimbangan itulah Begandring Soerabaia (ꦧꦺꦒꦤ꧀ꦢꦿꦶꦁꦱꦺꦴꦮꦺꦫꦧꦲꦶꦪ), yang didukung oleh tokoh penggerak budaya A. Hermas Thony, memberikan penghargaan itu atas pelestarian literasi Jawa.
Pada kesempatan itu, Begandring mengajak tim redaksi Panyebar Semangat berkolaborasi demi keberlanjutan pelestarian dan pengembangan literasi Jawa: bahasa dan aksara Jawa.
Saat itu suasana di ruang redaksi Panyebar Semangat cukup ramai dan meriah. Banyak tamu tamu datang menyampaikan selamat atas hari jadi nya ke 90 tahun. Di antara para tamu dan undangan adalah Arif Afandi, mantan Wawali kota Surabaya dan mantan Direktur Jawa Pos koran.
Menurutnya pemberian penghargaan oleh Begandring ke Panyebar Semangat ini adalah wujud upaya berjejaring menjaga identitas kota.
Walikota Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) Instruksikan Jajaran Kota Gunakan Aksara Jawa
Sementara itu Walikota Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) Eri Cahyadi di sela sela sidang Paripurna DPRD Kota Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) (11/9/23) menyinggung ke masalah literasi Jawa. Instruksi ke jajarannya itu disampaikan setelah bertemu AH Thony yang baru saja memberikan penghargaan kepada Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ).
Mendengar kabar dari Thony, walikota Eri merespon baik. Menurutnya, kita tidak boleh meninggalkan sejarah dan budaya. Termasuk literasi Jawa, khususnya Aksara Jawa.
“Dalam rangka hari aksara, insyaAllah untuk nama nama di lingkungan kota Surabaya, untuk kantor kantor, kita akan berikan nama nama dengan aksara Jawa, termasuk gerbang gerbang masuk ke kota surabaya serta ruang ruang di Balai Kota Surabaya. Jangan melupakan sejarah ya”, kata Eri Cahyadi setelah mengikuti sidang paripurna DPRD Kota Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ).
Sebelum sidang, Eri yang mendengar kabar dari A. Hermas Thony bahwa Begandring Soerabaia (ꦧꦺꦒꦤ꧀ꦢꦿꦶꦁꦱꦺꦴꦮꦺꦫꦧꦲꦶꦪ) baru saja memberikan penghargaan kepada Menejemen Plaza Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ) atas penggunaan literasi Jawa di mal yang dikelolanya, walikota Eri langsung menginstruksikan ke jajaran pemkot untuk segera mempersiapkan menggunakan Aksara Jawa.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ), AH Thony, dalam menanggapi pernyataan walikota menyampaikan bahwa kebijakan Walikota terkait dengan penggunaan aksara Jawa di kantor kantor dinas di lingkungan pemerintah kota, menjadi awal kebangkitan kebudayaan di kota Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ).
Thony menambahkan bahwa kebijakan itu akan dengan sendirinya disertai dengan penguatan di bidang pendidikan formal melalui pelajaran bahasa dan aksara Jawa sehingga warga kota, khususnya generasi muda, mengerti aksara Jawa yang nantinya disematkan untuk nama nama kantor instansi di kota Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ).
Thony menambahkan bahwa ini tidak hanya kebangkitan aksi literasi semata namun dengan hadirnya kembali aksara Jawa akan mentrigger peluang kreativitas seni budaya yang berdampak pada bidang ekonomi dan kesejahteraan.
“Aksara Jawa ini bisa memberi inspirasi pada sektor seni misalnya menjadi kreasi motif seni batik, seni lukis dan kaligrafi. Sehingga ada ruang ruang dimana aksara Jawa ini menjadi dasar seninya,” ujar Thony penggerak budaya Surabaya (ꦱꦸꦫꦧꦪ).
Ia menambahkan aksara Jawa ini bisa membumi kembali di Jawa Timur karena secara historis aksara Jawa pernah menjadi bahasa populer di jamannya. Buktinya banyak buku dan kitab yang masih beredar di Jawa Timur ditulis dalam aksara Jawa. Plakard plakard yang tertempel pada rumah rumah warga (rumah lama) tertulis dalam tiga bahasa yang diantaranya aksara Jawa.
“Karenanya jangan sampai aksara Jawa ini semakin menjadi asing, yang lebih asing daripada bahasa asing”, tandas Thony menyudahi. (dk/nw)