Budaya Kita Jauh Lebih Mulia dari Budaya Orang Arab.

DAERAH927 Dilihat

Diagram Kota Surabaya Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation (INF) Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A, mengklaim budaya Indonesia jauh lebih mulia dibanding budaya Arab.

Perkataan itu disampaikan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul ‘Ulama (PBNU) dua periode pada pidatonya dalam acara konsolidasi kebangsaan di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Jumat (8/9/23).

Said Aqil mengatakan dirinya dan para peserta yang hadir adalah orang Islam. Dia menyebut Nabi orang Islam adalah orang Arab. Lalu, Alquran, bacaan salat, hingga adzan pun berbahasa Arab.

“Tapi budaya kita jauh lebih mulia dari budaya orang Arab,” ujar Said

Dia pun bercerita melangkahi orang salat di Arab itu adalah hal yang biasa. Sedangkan di Indonesia, tidak ada seorang pun yang tega hatinya untuk melangkahi kepala orang yang sedang sujud.

Baca Juga :  NIB Kunci Akses UMKM Mendapatkan Program Bantuan Pemerintah

Said juga menceritakan pengalamannya bersama ulama dari Timur Tengah selama menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

“Waktu saya menjadi Ketua Umum PBNU, sering ada tamu dari Timur Tengah, ulama memberikan kartu nama pakai tangan kiri, biasa. Kalau kita kan risih,” ucapnya.

Said Aqil juga bercerita orang yang lebih tua tidak dipanggil dengan panggilan bang, mas, atau semacamnya. Melainkan, dipanggil langsung dengan namanya.

“Masih banyak contoh lainnya perbedaan ‘kemuliaan’ budaya Indonesia dan budaya Arab. Artinya apa? Kita syukuri budaya kita lebih terhormat dari budaya orang Arab,” jelas KH Said Aqil.

Sudah seringkali disampaikan Said Aqil, tak hanya itu saja, Said Aqil juga menyatakan budaya Indonesia juga jauh lebih unggul ketimbang budaya barat seperti di benua Amerika maupun Eropa.

Baca Juga :  Dukungan Moral MAKI Jatim: Khataman dan Santunan untuk Tim PON XXI Jawa Timur

Di benua Eropa dan Amerika, kata Said Aqil, masyarakatnya lebih individualistis tak seperti di Indonesia yang menjunjung tinggi budaya silaturahmi.

“Orang Barat tak ada silaturahim, kakak adik kenal, misalnya saya punya anak, tapi anak saya dengan anak adik saya sudah tak kenal, budaya Eropa itu,” ujarnya. (dk/akha)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *