Lima Makam Aulia Di Buduran Yang Dihormati Warga Sidoarjo, Bakal Menjadi Kawasan Wisata Religi.

Sejarah, Wisata1771 Dilihat

Diagram Kota Sidoarjo – Dikawasan komplek Guspujat Optronik II Puspalad di Desa Sidokerto, jalan Kesatrian Buduran, Sidoarjo, bakal menjadi kawasan wisata religi paling luas dan paling megah di Sidoarjo.

Dikawasan ini terdapat makam Aulia Sono, lima makam utama yang dihormati warga Sidoarjo. Kelima makam itu yakni pendiri Pondok Pesantren Sono, Buduran KH. Muhayyin, Hj. Asfiyah (Istri KH. Muhayyin), KH. Abu Mansur (putra), KH. Zarkasyi (putra), KH. Said (Cucu), KH. Maksum (cicit).

Ketokohan kelima ulama sepuh Sidoarjo membuat sejumlah ulama besar seperti KH. Hasyim Ashari Jombang Pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Abdul Karim Lirboyo Kediri, KH. Usman Jazuli Ploso Kediri, KH. Wachid Hasyim dan banyak ulama besar yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Sono Buduran.

Baca Juga :  Lonjakan Kunjungan Wisatawan di Kawasan Gunung Bromo Selama Libur Lebaran 2024

Sekarang makam itu sedang dipugar dan direvitalisasi total. Atas izin dari KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman sejumlah rumah dinas yang berada di dekat makam dibongkar untuk akses para peziarah. Komplek makam Aulia Sono itu dibangun dua pendopo sebagai akses pintu masuk dan keluar para peziarah.

Nantinya selain tempat parkirnya yang luas, di sebelah sisi barat makam utama dibangun pendopo megah. Pendopo tersebut difungsikan untuk para pengunjung yang datang berziarah.

Pembangunan makam Aulia Sono kawasan ini, menjadi kawasan wisata religi paling luas di Sidoarjo. Bus dan belasan mobil peziarah bisa masuk karena lahan parkir cukup luas. Bangunan pendopo juga tampak megah dan luas, bisa menampung ratusan peziarah.

Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor Ali yang akrab disapa Gus Mudhlor, Putra pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat Lebo KH. Agoes Ali Masyhuri itu mengungkapkan, sejarah dan perjuangan tokoh pendidikan pesantren sekaligus pendiri Pondok Sono KH. Muhayyin beserta para dzurriyah (keturunan) itu tidak banyak yang diketahui masyarakat.

Baca Juga :  Atraksi Seni dan Budaya di Kaliurang Menyemarakkan Liburan Idul Fitri 2024

Menurut Gus Muhdlor sosok KH. Muhayyin, KH. Abu Mansur, dan KH. Zarkasyi adalah para ulama zuhud yang hidupnya dihabiskan untuk mengajar dan mendidik ilmu agama. Bahkan, pondok Salaf itu dulu pernah menjadi kiblatnya ngaji Tashsrifan.

“Di pesantren Sono inilah diajarkan ngaji Tashsrifan, dimana saat itu masih sangat jarang ada yang mengajar Tashrifan,” katanya

Dengan direvitalisasinya makam Aulia Sono Buduran, nantinya masyarakat, bisa mengambil pelajaran dari sejarah hidup orang-orang mulia tersebut. Kegigihannya dalam mengajar dan menyebarkan ilmu agama serta keistiqomahannya dalam berdakwah dan berjuang membela negara bisa memompa semangat kita semua untuk mengikuti jejaknnya.

“Generasi muda harus mengetahui sejarah orang-orang besar, sejarah para tokoh, termasuk sejarah ulama besar seperti KH. Muhayyin dan dzurriyahnya. Waliyullah Mbah Ud (KH. Ali Mas’ud) yang makamnya berada di Desa Pagerwojo juga salah satu dzurriyah dari KH. Muhayyin,” terang Gus Muhdlor.

Baca Juga :  Lonjakan Kunjungan Wisatawan di Kawasan Gunung Bromo Selama Libur Lebaran 2024

Revitalisasi makam yang ditarget selesai akhir Desember 2022 itu sudah mencapai 80 persen untuk renovasi lima makam utama.Progres pembangunan dua Gapura untuk akses masuk dan pintu keluar makam sudah mencapai 10 persen, kemudian untuk bangunan pendopo yang berada disisi barat makam sudah 95 persen.(dk/akha)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *