Reses DPRD Jatim, Warga Gresik Harap Industrialisasi Bawa Berkah Bukan Hanya Jadi Penonton

Uncategorized628 Dilihat

Diagram Kota Gresik – Reses DPRD Jatim, warga desa sangat berharap industrialisasi bisa membawa berkah bagi masyarakat sehingga warga bukan hanya menjadi penonton di wilayahnya sendiri.

Aspirasi warga itu disampaikan kepada Anggota DPRD Jatim dari Dapil Gresik-Lamongan Ahmad Iwan Zunaih saat menggelar reses III tahun 2021 di Balai Desa Manyarejo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, Selasa (2/11/2021).

“Mayoritas warga Manyarejo adalah petani nelayan sehingga warga meminta pemerintah menfasilitasi supaya industri memiliki kepedulian melestarikan lingkungan sehingga warga masih bisa budidaya ikan maupun menangkap ikan di laut,” kata Saiful ketua pemuda Armapala (Arek Muda Pecinta Alam ) Desa Manyarejo.

Di sisi lain, kata Saiful warga juga berharap industri bisa menfasilitasi atau memberikan pelatihan agar masyarakat nelayan bisa mengolah hasil ikan menjadi barang yang memiliki nilai tambah lebih.

Sementara untuk generasi muda, lanjut Saiful berharap bisa dipermudah menjadi tenaga kerja di industri. Karena itu industri juga diminta memberikan pelatihan untuk meningkatkan skill yang dibutuhkan. Seperti pelatihan satpam (security), maupun Balai Latihan Kerja (BLK) berbasis masyarakat.

Menanggapi aspirasi tersebut, Gus Iwan sapaan akrab Iwan Zunaih menyatakan bahwa modal utama supaya bisa ada simbiosis mutualism antara industri dengan warga sekitar adalah peningkatan SDM sehingga warga sekitar kawasan industri tidak hanya menjadi penonton dengan perkembangan industrialisasi di wilayahnya. “Tadi kita sepakati untuk merealisasikan pusat bahasa sehingga para pemuda Manyar nantinya bisa cakap menggunakan bahasa Inggris,” kata politikus asal Partai NasDem.

Selain itu juga akan dibangun gedung BLK berbasis masyarakat sehingga warga sekitar industri bisa meningkatkan ketrampilan yang dibutuhkan industri sehingga nantinya bisa diterima kerja di industri yang ada di sekitar Desa Manyarejo.

“Kalau BLK berbasis sekolah itu sudah biasa dan terkesan eksklusif karena hanya siswa yang bisa menggunakan. Tapi jika jika BLK berbasis masyarakat tentu seluruh warga nantinya bisa memanfaatkan untuk meningkatkan ketrampilan yang dibutuhkan dunia industri,” ungkap Gus Iwan.

Di sisi lain, pihaknya juga berharap CSR industri di kawasan Manyar bisa membantu perbaikan jalan menuju kawasan wisata mangrove yang ada di Desa Manyarejo, sehingga akan semakin banyak wisatawan yang berkunjung dan bisa membuka peluang UMKM tumbuh berkembang karena pasarnya jelas dan datang sendiri.

“Jika jalannya lebar dan bagus, saya yakin potensi wisata mangrove bisa maju dan banyak dikunjungi wisatawan karena lokasinya tak jauh dari Kota Gresik,” ungkap Gus Iwan.

Keluhan soal infrastruktur jalan juga disampaikan warga Desa Mengare Kecamatan Manyar. Menurut Gus Iwan, jalan penghubung masuk ke Mengare mulai dari jalan raya Sembayat kondisinya sangat parah. Padahal Mengare memiliki potensi perikanan yang cukup besar karena sehari rata-rata bisa memproduksi 10 ton ikan segar.

“Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan maupun hasil budidaya itu harus keluar dari Mengare untuk dijual tapi jalannya tidak layak sehingga itu bisa menghambat distribusi maupun menambah cost bagi para nelayan,” ungkap Iwan Zunaih.

Warga berharap Pemprov Jatim bisa membantu perbaikan jalan akses ke Mengare karena anggaran yang dimiliki Pemkab Gresik terbatas sehingga perbaikan yang dilakukan tidak bisa total dan itu menimbulkan masalah baru karena jalan yang baru diperbaiki mudah rusak kembali.

“Kita akan upayakan supaya bisa dibantu Pemprov Jatim sebab jalan akses tersebut sangat dibutuhkan warga Mengare yang memiliki potensi perikanan luar biasa,” pungkas pria asli Dukun ini.(dk/red-hsn)

 

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *