Muspro, DPRD Surabaya Desak Inspektorat Usut Tuntas Jembatan Bambu Mangrove

Uncategorized826 Dilihat

Diagram Kota Surabaya – Jembatan Bambu setinggi 12 meter itu terletak di Ekowisata Mangrove Jembatan Bambu Mangrove di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut.

Pemkot Surabaya awalnya berharap Jembatan Bambu itu akan menjadi spot wisata di pesisir timur dan menjadi tempat selfie yang menarik.Diketahui jembatan gantung tersebut dianggarakan sebesar Rp. 1,161 miliar.

Namun, kondisinya Sekarang Jembatan bambu yang dibangun pada tahun 2018 dengan panjang sekitar 600 meter dan tinggi sekitar 12 meter itu kondisinya mengenaskan dinilai Komisi A DPRD Surabaya Imam Syafi’i Sangat Muspro alias tidak berguna Sia – sia.

“Sangat sia-sia, jembatan itu dulu dibangun dengan APBD yang sangat besar. Uang dari APBD yang dipakai mesti dipertanggungjawabkan.

Baca Juga :  Pemerintah Akhirnya Mencabut Pembatasan Barang Bawaan PMI dari Luar Negeri

Jadi, kalau sekarang kondisinya rusak dan mangkrak maka harus diusut sampai tuntas. Jika kemudian ada indikasi spek yang diminta (pemkot kepada kontraktor) tidak sesuai, itu pelanggaran. Inspektorat maupun aparat penegak hukum harus turun,” tegasnya, Selasa (16/11/2021).

Selain itu, Imam juga meminta dinas terkait, dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, yang menginisiasi pembangunan proyek jembatan bambu setinggi 12 meter tersebut, agar membeberkan nama kontraktor.

“DKPP harus mengumumkan siapa kontraktornya. Sembari menunggu proses pengusutan, seluruh proyek yang dikerjakan oleh kontraktor tersebut harus dipending. Karena ini kan sudah ada kejadian, jangan sampai uang negara yang dipakai mengalami nasib yang serupa,” desak politisi dari Partai NasDem ini.

Baca Juga :  Dianggap Merugi, Pimpinan Dewan kembali Soroti THR Mall Surabaya

Imam juga menilai pemkot kurang serius dalam menggarap proyek tersebut. Sehingga manakala sudah jadi, tak berlangsung lama jembatan yang dibangun tahun 2018 itu sudah hancur. Menurutnya pembangunan yang dilakukan oleh pemkot tidak optimal, tidak mengedepankan sebuah kajian.

“Jadi tidak hanya jembatan bambu saja, contohnya Sentra Ikan Bulak di kawasan Kenjeran dibangun tapi sepi. Terminal Kedung Cowek juga bernasib sama. Begitu pun Jembatan Suroboyo dengan air mancur menarinya, kok sekarang air mancurnya diem terus jembatannya lebih sering ditutup, itu jembatan fungsinya untuk apa,” tandasnya.

“Dalam membangun apapun, termasuk tempat wisata itu jangan berdasarkan keinginan pribadi tetapi harus sesuai kebutuhan. Sebelum melakukan itu juga harus diawali dengan sebuah kajian. Sehingga tak sampai sia-sia. Karenanya jembatan bambu tersebut harus diusut sampai tuntas jangan dibiarkan seperti itu nasibnya,” imbuh mantan jurnalis ini.(dk/dms)

Baca Juga :  Pemerintah Akhirnya Mencabut Pembatasan Barang Bawaan PMI dari Luar Negeri

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *